Keterlibatan sedang terjadi antara AS dan Taiwan. Satu setengah tahun yang lalu tidak ada
Taipei (ANTARA) - Hampir setengah dari perusahaan-perusahaan yang disurvei oleh Kamar Dagang Amerika (AmCham) di Taiwan sedang merevisi atau berencana untuk merevisi rencana kesinambungan bisnis mereka di tengah ketegangan dengan China, sementara semakin banyak dilaporkan terkena dampak ketegangan tersebut.

China, yang memandang Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya sendiri, telah meningkatkan latihan militer melintasi Selat Taiwan sejak Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taipei pada Agustus tahun lalu.

Dalam sebuah survei yang dirilis pada Selasa (7/2), yang berlangsung antara 15 November dan 16 Desember, AmCham Taiwan mengatakan 33 persen responden mengatakan operasi mereka telah "secara signifikan terganggu" oleh peningkatan ketegangan, dibandingkan dengan 17 persen ketika melakukan survei kilat pada Agustus tepat setelah China memulai permainan perang.

Sementara apa yang disebutnya sebagai "kecemasan pribadi" tentang peningkatan aktivitas atau ketegangan militer tetap datar antara Agustus dan Desember, 47 persen perusahaan mengatakan bahwa mereka telah merevisi atau berencana untuk merevisi rencana kesinambungan bisnis "untuk menghadapi iklim geopolitik yang baru."

"Kami menyadari bahwa perusahaan-perusahaan memulai atau memperbarui upaya perencanaan mereka, perencanaan darurat operasional. Kami tahu itu sedang terjadi," kata Presiden AmCham Taiwan Andrew Wylegala kepada wartawan.

AmCham Taiwan, yang mengatakan bahwa 214 dari 437 anggotanya menanggapi survei Desember, mengatakan sepertiga perusahaan dilaporkan terganggu oleh kekhawatiran yang meningkat atau perubahan kebijakan dari kantor pusat global mereka, diikuti oleh peningkatan pengiriman, asuransi, atau biaya keuangan dan kecemasan staf.

Ketidakpastian politik adalah faktor terbesar yang menunda anggota dari investasi lebih lanjut di Taiwan, dan lebih dari separuh responden mengatakan hubungan lintas selat harus menjadi prioritas utama pemerintah dalam tiga tahun mendatang, katanya.

Kelompok tersebut menyerukan agenda ambisius untuk mempercepat kerja sama ekonomi dengan Taiwan melalui kerangka pembicaraan perdagangan Taiwan-AS dan akhirnya perjanjian perdagangan bilateral, meskipun berharap untuk melihat kemajuan yang lebih cepat.

"Keterlibatan sedang terjadi antara AS dan Taiwan. Satu setengah tahun yang lalu tidak ada," kata Wylegala. "Ada ekspektasi dan harapan bahwa segala sesuatunya akan bergerak lebih cepat."

Baca juga: Perusahaan AS di Taiwan antisipasi ketegangan dengan China

Baca juga: China desak pejabat AS bijaksana sikapi isu terkait Taiwan

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023