Mataram (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, meminta agar semua sekolah bersinergi dengan pihak kelurahan dan kecamatan di wilayah masing-masing dalam penanganan, pengolahan, dan pemanfaatan sampah di lingkungan sekolah.

"Program-program yang ada di kecamatan salah satunya lingkungan dengan sampah nihil (Lisan), punya irisan edukasi dengan program kebersihan lingkungan sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram Yusuf Zain di Mataram, Senin.

Pernyataan itu disampaikan menyikapi pelaksanaan program Kecamatan Selaparang Inklusi yang disinergikan dengan lingkungan dengan sampah nihil melalui pemilihan sampah rumah tangga (Lisan Panutan), dilaksanakan melalui berbagai program pengolahan sampah organik di tingkat lingkungan.

Terhadap program pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos dan cair di sekolah, menurutnya, sudah dilaksanakan pada beberapa sekolah baik tingkat SD maupun SMP.

Hasil sampah yang diolah menjadi pupuk organik dimanfaatkan kembali pihak sekolah untuk memupuk berbagai jenis sayuran yang di tanam di lingkungan sekolah. Bahkan ada juga yang dimanfaatkan oleh warga sekitar.

"Harapan kita setiap sekolah baik SD dan SMP bisa melakukan program penghijauan dan pengolahan sampah di sekolah bersinergi dengan kelurahan dan kecamatan setempat, untuk menyamakan komitmen bagaimana membangun kota dan sekolah yang ramah lingkungan," katanya.

Yusuf menambahkan, sejumlah sekolah di Mataram telah melaksanakan program pengolahan sampah secara mandiri untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan sementara (TPS) antara lian SMP 1, SMP 10 dan SDN 9 Mataram.

"Program tersebut sekaligus sebagai edukasi membentuk budaya disiplin anak-anak untuk memilah dan mengolah sampah sejak dini," katanya.

Program pengolahan sampah ini merupakan salah satu implementasi dari program program pembelajaran baru di sekolah penggerak yakni P5 (projek penguatan profil pelajar pancasila), yang merupakan gabungan dari pembelajaran intra-kulikuler dan ekstrakulikuler.

Selama ini, program pemilihan sampah di sekolah terutama sampah plastik sudah diterapkan hampir di semua sekolah baik tingkat SD maupun SMP se-Kota Mataram.

"Sedangkan yang mengolah sampah menjadi barang bernilai ekonomis, baru dilaksanakan beberapa sekolah. Seperti di SMPN 10 Mataram dan SMPN 1 Mataram," katanya.

Untuk di SMPN 10 Mataram, katanya, program pengolahan sampah dikembangkan dengan budi daya maggot. Program pengembangan maggot di SMP 10 tersebut sudah berjalan cukup bagus di bawah binaan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram.

"Hasil dari kegiatan budi daya maggot dikelola oleh sekolah," katanya.

Sedangkan di SMPN 1 dan SD 9 Mataram, katanya, pengolahan sampah organik digunakan untuk bercocok tanam berbagai jenis sayuran dan hasilnya dapat dimanfaatkan oleh pihak sekolah.

"Selain itu, ada juga yang mengolah sampah plastik dengan jenis tertentu untuk membuat berbagai kerajinan. Seperti membuat tas, alas meja, pas bunga dan lainnya," katanya.

 

Pewarta: Nirkomala
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2023