Tercatat penjualan sukuk ritel untuk yang Rp10 triliun itu habis hanya dalam waktu beberapa menit diterbitkan
Jakarta (ANTARA) -
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebutkan saat ini sudah lebih susah untuk membeli sukuk negara atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel dibandingkan dengan tiket girl band asal Korea Selatan, Blackpink.
 
Hal tersebut lantaran sukuk ritel kian diminati dan pada saat penerbitannya cenderung cepat diborong oleh investor.
 
"Tercatat penjualan sukuk ritel untuk yang Rp10 triliun itu habis hanya dalam waktu beberapa menit diterbitkan," ungkap Menkeu Sri Mulyani dalam acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Kemenkeu catat pembelian ST009 capai Rp10 triliun
 
Sri Mulyani menjelaskan pemerintah menggunakan pasar modal sebagai tempat untuk menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) atau obligasi negara, yang menunjukkan kinerja cukup positif.
 
Investor SBN meningkat cukup signifikan, terutama investor sukuk tabungan, yang mengalami peningkatan sangat pesat. Secara keseluruhan investor SBN mencapai 35 ribu sampai saat ini.
 
Kondisi tersebut, lanjutnya, menggambarkan di Indonesia masih terdapat banyak potensi dari investor ritel yang perlu digarap bersama.

Baca juga: Sukuk ritel dinilai cocok bagi investor yang inginkan pendapatan pasif
 
"Inilah generasi muda yang nanti akan terus menjadi pelaku bursa, baik di bursa saham maupun di bursa SBN Indonesia maupun surat berharga lainnya," ujar Sri Mulyani.
 
Oleh karenanya Menkeu Sri Mulyani sangat menghargai berbagai inisiatif Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk bisa terus meningkatkan mulai dari diversifikasi dan inovasi instrumen maupun penggunaan teknologi, untuk menarik semakin banyak masyarakat agar bisa berinvestasi di pasar modal domestik.
 
Selain itu, Sri Mulyani mengapresiasi berbagai program edukasi yang dilakukan BEI karena hal itu merupakan pondasi yang sangat penting.

Baca juga: Sri Mulyani: Ekonomi RI triwulan IV bakal tumbuh berdaya tahan tinggi

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022