ketika terjadi puncak angin barat ketinggian gelombang bisa mencapai empat meter
Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kecamatan Sekerbala Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengatakan, untuk antisipasi sementara potensi abrasi susulan, warga di Lingkungan Mapak Indah telah membuat tanggul darurat dari bambu dan karung berisi pasir.

"Warga bersama tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas PUPR, sejak kemarin membantu pembuatan tanggul darurat agar abrasi tidak meluas," kata Camat Sekarbela Cahya Samudra di Mataram, Selasa.

Menurutnya, abrasi pantai yang terjadi sejak Kamis (22/12) mengakibatkan banyak 18 unit rumah di Kecamatan Sekarbela tergerus gelombang pasang hingga 3-4 meter.

Karenanya, pembuatan tanggul sementara tersebut sebagai penanganan kedaruratan dengan harapan bisa mencegah abrasi pantai yang lebih luas.

Baca juga: Pemprov NTB pasang beronjong cegah abrasi pantai di Mataram
Baca juga: Warga Pantai Mapak NTB terdampak abrasi diupayakan untuk direlokasi

Ia mengatakan, sebenarnya pembuatan tanggul darurat baik dengan bambu maupun karung berisi pasir sudah sering kali dilakukan. Akan tetapi keberadaannya tidak bertahan lama.

"Kalau gelombang pasang terjadi lagi, sering kali tanggul darurat yang kita buat juga terseret arus sebab ketika terjadi puncak angin barat ketinggian gelombang bisa mencapai empat meter," katanya.

Terkait dengan itu, lanjut Cahya, BPBD Kota Mataram telah mengusulkan untuk pembuatan bronjong ke Balai Wilayah Sungai (BWS) pada sempadan pantai yang masih ditempati warga.

Untuk di Kecamatan Sekarbela, katanya, warga yang masih tinggal di sempadan pantai ada di Lingkungan Pantai Gading sekitar 10 kepala keluarga (KK), Lingkungan Mapak Indah sekitar 25 KK, dan Lingkungan Bagek Kembar 13 KK.

"Kita berharap sebelum ada solusi jangka panjang, bronjong pada tiga titik tersebut bisa jadi alternatif mitigasi bencana untuk segera direalisasikan," katanya.

Baca juga: BPBD: Penanganan genangan di objek wisata Loang Baloq terkendala alat

Pewarta: Nirkomala
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022