Purwokerto (ANTARA) - Epidemiolog lapangan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Yudhi Wibowo mendukung rencana pemerintah untuk menghentikan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) seiring dengan menurunnya kasus COVID-19 di Indonesia.

"Kalau menurut data, itu (kasus COVID-19, red.) trennya kan menurun. Kalau memang menurun, ya saya kira (rencana penghentian PPKM) boleh dipertimbangkan," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin.

Baca juga: Jokowi: Keppres penghentian PPKM tergantung kajian sero survei

Kendati kelak PPKM dihentikan, katanya, cakupan vaksinasi COVID-19 terutama vaksin dosis ketiga atau penguat (booster) sebaiknya terus ditingkatkan, minimal hingga 80 persen.

Menurut dia, hal itu terbukti ketika sempat terjadi kenaikan kasus COVID-19, angka kematiannya maupun jumlah pasien yang dirawat jauh menurun dari sebelumnya.

Ia mengakui rencana penghentian PPKM hingga saat ini masih dikaji oleh Kementerian Kesehatan RI bersama para ahli epidemiologi.

"Di pusat kan banyak pakar-pakar, pertimbangannya sudah sangat banyak. Kalau saya secara pribadi sudah oke (PPKM dihentikan, red.) sih," tegas Yudhi.

Baca juga: Wapres: Penghentian PPKM melihat dampak libur Natal dan tahun baru

Baca juga: Jokowi: Menteri akan selesaikan kajian penghentian PPKM pada pekan ini


Disinggung mengenai kemungkinan terjadinya peningkatan kasus COVID-19 setelah penghentian PPKM, dia mengatakan pemerintah dapat segera mengambil tindakan pengendalian.

Bahkan, kata dia, jika diperlukan pembatasan kegiatan masyarakat dapat dipertimbangkan lagi.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022