Tanda-tanda pelambatan inflasi baru-baru ini belum membawa keyakinan bahwa pertarungan telah dimenangkan....
Washington (ANTARA) - Federal Reserve akan memberikan lebih banyak kenaikan suku bunga pada 2023 bahkan ketika ekonomi tergelincir ke arah kemungkinan resesi, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan pada Rabu (14/12/2022), dengan alasan bahwa biaya yang lebih tinggi akan dibayarkan jika bank sentral AS tidak menguasai inflasi.

Tanda-tanda pelambatan inflasi baru-baru ini belum membawa keyakinan bahwa pertarungan telah dimenangkan, Powell mengatakan kepada wartawan setelah komite pengaturan kebijakan Fed menaikkan suku bunga acuan setengah poin persentase dan memproyeksikan akan terus meningkat hingga di atas 5,0 persen pada 2023, tingkat yang tidak terlihat sejak penurunan ekonomi yang tajam pada 2007.

Kenaikan biaya pinjaman akan terjadi meskipun ekonomi yang diproyeksikan oleh pejabat Fed akan beroperasi dengan kecepatan yang hampir terhenti hingga tahun depan, dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 0,5 persen dan tingkat pengangguran hampir satu poin persentase penuh lebih tinggi pada akhir 2023, jauh melampaui peningkatan secara historis terkait dengan resesi.

Baca juga: Fed AS naikkan suku bunga 50 basis poin ke tertinggi dalam 15 tahun

"Kami tidak membicarakan resesi semacam ini, resesi semacam itu. Kami hanya membuat prakiraan ini," kata Powell dalam konferensi pers. "Saya berharap ada cara yang benar-benar tanpa rasa sakit untuk memulihkan stabilitas harga. Tidak ada, dan inilah yang terbaik yang bisa kami lakukan."

Dia menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang lambat yang digambarkan oleh pejabat Fed tahun depan masih "moderat".

"Saya tidak berpikir itu akan memenuhi syarat sebagai resesi ... Itu pertumbuhan positif," kata kepala Fed, meskipun "itu tidak akan terasa seperti ledakan."

Tetapi aspek lain dari proyeksi Fed, terutama kenaikan tingkat pengangguran menjadi 4,6 persen dari saat ini 3,7 persen, konsisten dengan penurunan yang menetap karena bank sentral mempertahankan suku bunga kebijakan targetnya pada "tingkat restriktif" setidaknya selama dua tahun ke depan.

Baca juga: Wall St berakhir lebih rendah setelah kenaikan suku bunga Fed terbaru

Kenaikan suku bunga pada Rabu (14/12/2022), yang disetujui dengan suara bulat oleh pembuat kebijakan Fed dan diperkirakan secara luas oleh pasar keuangan, menaikkan suku bunga kebijakan yang ditargetkan ke kisaran 4,25 persen-4,50 persen, dengan pejabat memperkirakan akan naik ke level antara 5,00 persen dan 5,25 persen tahun berikutnya.

Jika ada, biasnya lebih tinggi: tujuh dari 19 pembuat kebijakan memproyeksikan suku bunga yang lebih tinggi akan dibutuhkan, dan bank sentral AS sepakat bahwa risikonya condong ke arah inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan daripada kejutan ke arah lain.

Tetap saja, kata Powell, mengulangi garis keras dalam menegakkan target inflasi 2,0 persen Fed yang telah ia kembangkan sepanjang tahun, "rasa sakit terbesar, rasa sakit terburuk, akan datang dari kegagalan menaikkan suku bunga cukup tinggi dan dari kami membiarkan inflasi menjadi mengakar."

"Proyeksi ekonomi baru menyiratkan ambang rasa sakit yang lebih tinggi dari sebelumnya" untuk Fed yang bersedia mentolerir setara dengan sekitar 1,6 juta kehilangan pekerjaan, tulis Aneta Markowska, kepala ekonom keuangan di Jefferies. "Ini menunjukkan hawkish masih melebihi dovish dengan selisih yang signifikan."

Baca juga: BI proyeksi inflasi turun ke 1,5 sampai 3,5 persen pada tahun 2024

Bahkan dengan perbaikan baru-baru ini, ukuran inflasi yang disukai Fed tetap sekitar tiga kali lipat dari target bank sentral, dan pembuat kebijakan memproyeksikan akan memakan waktu setidaknya tiga tahun untuk turun kembali.

Hanya dua dari 19 pejabat Fed memperkirakan suku bunga acuan tetap di bawah 5,0 persen tahun depan, tanda konsensus yang masih luas untuk bersandar terhadap inflasi.

Pesan dari Fed pada Rabu (14/12/2022) juga bersandar pada ekspektasi pasar bahwa data baru-baru ini menunjukkan perlambatan inflasi dapat mendorong bank sentral dari jalur hawkish dan menggerakkan pembuat kebijakan menuju pemotongan suku bunga sebelum akhir tahun depan.

"Mendapatkan pasar untuk mendengar itu adalah kunci untuk memperbaiki kondisi keuangan" yang telah melonggar dalam beberapa bulan terakhir karena data inflasi telah membaik, sebuah langkah yang kontraproduktif terhadap strategi memerangi inflasi Fed," kata Carl Riccadonna, kepala ekonom AS di BNP Paribas.
 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022