Asia dan Pasifik akan terus pulih, tetapi kondisi global yang memburuk menunjukkan bahwa momentum di kawasan ini akan melambat..
Jakarta (ANTARA) -
Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) mengatakan kondisi kawasan Asia yang sedang berkembang masih tetap lebih baik daripada belahan dunia yang lain, baik dari segi pertumbuhan maupun inflasi, meski proyeksi pertumbuhannya diturunkan.

Pada bulan ini, ADB menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi pada 2022 di negara-negara berkembang Asia menjadi 4,2 persen dari perkiraan 4,3 persen pada September 2022. Begitu pula untuk tahun depan dari 4,9 persen menjadi 4,6 persen.
 
“Asia dan Pasifik akan terus pulih, tetapi kondisi global yang memburuk menunjukkan bahwa momentum di kawasan ini akan melambat seiring kita menyongsong tahun baru,” kata Kepala Ekonom ADB Albert Park dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu.

Baca juga: ADB pangkas prospek pertumbuhan negara-negara berkembang di Asia

Pengetatan kebijakan moneter oleh banyak bank sentral di seluruh dunia dan di kawasan Asia berkembang, invasi Rusia ke Ukraina yang berkepanjangan, serta lockdown yang terus menerus dilakukan di Tiongkok, telah memperlambat pemulihan kawasan Asia yang sedang berkembang, dari pandemi COVID-19.
 
Pembatasan COVID-19 di bawah kebijakan zero-COVID, bersamaan dengan pasar properti yang sedang dalam kesulitan, telah menyebabkan proyeksi pertumbuhan Tiongkok diturunkan lagi.
 
Perekonomian Negeri Panda diperkirakan tumbuh 3 persen tahun ini, dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya sebesar 3,3 persen. Proyeksi untuk tahun depan diturunkan menjadi 4,3 persen dari sebelumnya 4,5 persen akibat perlambatan global.
 
Selain pertumbuhan ekonomi, ADB menurunkan proyeksi inflasi di kawasan Asia dan Pasifik yang sedang berkembang tahun ini menjadi 4,4 persen dari sebelumnya 4,5 persen. Namun, lembaga yang bermarkas di Manila, Filipina, itu menaikkan proyeksi tahun depan menjadi 4,2 persen dari sebelumnya 4 persen akibat berlanjutnya tekanan inflasi dari energi dan pangan.
 
Menurut dia, pemerintah dari berbagai negara perlu bekerja sama lebih erat untuk mengatasi tantangan yang belum usai dari COVID-19, memerangi efek tingginya harga pangan dan energi, terutama terhadap masyarakat miskin dan rentan, serta memastikan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

Baca juga: ADB setujui RI pinjam 138,52 juta dolar untuk kembangkan kawasan sains
 
Sementara itu, proyeksi ADB untuk pertumbuhan Asia Tenggara tahun ini dinaikkan menjadi 5,5 persen dari sebelumnya 5,1 persen di tengah kuatnya pemulihan konsumsi dan pariwisata di Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.
 
Akan tetapi, proyeksi untuk tahun depan diturunkan menjadi 4,7 persen dari sebelumnya 5 persen akibat melemahnya permintaan global.
 
Di sisi lain, proyeksi pertumbuhan untuk Kaukasus dan Asia Tengah tahun ini ditingkatkan menjadi 4,8 persen dari sebelumnya 3,9 persen, sedangkan proyeksi untuk Pasifik dinaikkan menjadi 5,3 persen dari sebelumnya 4,7 persen karena pemulihan pariwisata yang kuat di Fiji.

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022