Investasi yang masuk ke Indonesia banyak, tapi itu tidak menyerap tenaga kerja
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menyebut Indonesia perlu menyerap lebih banyak investasi padat karya atau investasi yang akan menyerap lebih banyak tenaga kerja.

Menurutnya, serapan tenaga kerja oleh investasi yang masuk ke Indonesia terus mengalami penurunan dimana pada 2013 setiap Rp1 triliun investasi yang masuk menyerap 4.594 tenaga kerja, tetapi di 2019 menjadi hanya 1.340 tenaga kerja.

“Investasi yang masuk ke Indonesia banyak, tapi itu tidak menyerap tenaga kerja,” katanya dalam webinar Proyeksi Ekonomi Indonesia yang dipantau di Jakarta, Senin.

Investasi yang masuk perlu turut menyelesaikan persoalan kemiskinan karena sebanyak 161,7 juta penduduk Indonesia atau mencapai sekitar 59 persen dari total penduduk Indonesia masih menerima subsidi dari pemerintah dengan total senilai Rp431,5 triliun.

“Kalau hampir 60 persen rakyat masih disubsidi, jangan harap kita bisa menikmati bonus demografi. Yang ada beban demografi, beserta seluruh masalahnya,” katanya.

Adapun survei internal Apindo terhadap sekitar 400 responden menyebutkan bahwa sekitar 39,4 persen responden optimis pertumbuhan ekonomi akan mencapai di atas 5 persen, dan hanya 9,8 persen responden yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan minus.

Hariyadi menyebut pemerintah perlu mempererat koordinasi antara kementerian dan lembaga agar tidak menerbitkan kebijakan yang tumpang tindih dan menyulitkan pelaku usaha di lapangan.

Di samping itu, investasi untuk publik juga perlu dipastikan agar tetap berjalan, serta keberhasilan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) perlu diukur berdasarkan capaian kinerja.

“Yang penting tujuan-tujuannya kementerian atau lembaga tercapai, itu yang dikasih reward, bukan kementerian atau lembaga yang berhasil menghabiskan belanjanya,” ucapnya.

Baca juga: Ekonom nilai investasi perlu diarahkan ke sektor padat karya
Baca juga: BKPM perlu arahkan investasi di daerah jadi padat karya
Baca juga: UMR yang rendah di Jawa Tengah jadi daya tarik investasi padat karya

Baca juga: Apindo memproyeksi pertumbuhan ekonomi capai 5,65 persen di 2023
 

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022