karena kemiskinan keluarga, tidak semua anak dapat terpenuhi haknya
Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Ilmu Psikologi Universitas Katolik Atma Jaya Prof Dr Clara RP Ajisuksmo MSc mengatakan pendidikan kewirausahaan yang terintegrasi menjadi solusi pendidikan bagi anak termarjinalkan.

“Apa yang terjadi pada zaman ini dimana kenyataannya karena kemiskinan keluarga, tidak semua anak dapat terpenuhi haknya di bidang pendidikan. Masih banyak anak usia sekolah yang tidak sekolah,” ujar Clara dalam orasi ilmiahnya pada pengukuhan guru besar Unika Atma Jaya di Jakarta, Jumat.

Dia menjelaskan jumlah anak laki-laki yang tidak sekolah lebih banyak daripada anak perempuan. Hal ini karena anak laki-laki dari keluarga miskin seringkali sudah dilibatkan dalam kegiatan ekonomi untuk membantu menunjang kehidupan keluarga. Pada anak perempuan alasan putus sekolah lebih banyak karena menikah. Juga kenyataan, bahwa penduduk yang bekerja didominasi oleh tamatan SD ke bawah.

“Pendidikan kewirausahaan yang terintegrasi dengan pendidikan karakter merupakan satu program pendidikan yang tidak memarjinalkan dan menjadi solusi bagi anak-anak tersebut,” terang dia.

Baca juga: Menko PMK tekankan pentingnya pendidikan dan pelatihan vokasi
Baca juga: Program Pendidikan Anak Harapan Untuk Anak Marjinal

Ia menjelaskan,  dengan pendidikan kewirausahaan, anak marjinal dapat mandiri secara ekonomi dan membantu mengatasi kemiskinan keluarga.

"Pendidikan karakter, tercakup di dalamnya membangun rasa percaya diri, mempunyai dorongan yang kuat, kemampuan berkomunikasi dan negosiasi, kreatif dan inovatif, mempunyai kemampuan teknologi dan manajerial serta adanya dukungan sosial," katanya.

Menurut dia, metode pendidikan kewirausahaan yang terintegrasi dengan pendidikan karakter seharusnya menggunakan pendekatan tiga pilar, yaitu pengetahuan dan keterampilan, mengalami, refleksi.

“Kegiatan pendidikan merupakan instrumen untuk terjadinya perubahan pada setiap orang dan masyarakat yang ada di sekitarnya. Untuk evaluasi hasil belajar, pendekatan personal untuk mendengarkan secara aktif terkait proses pencapaian keberhasilan lebih penting daripada ijazah atau sertifikat,“ ungkap dia.

Baca juga: Jangkauan luas Prakerja bantu Erlinda dapat pekerjaan dan berwirausaha
Baca juga: Dirumahkan, Wisnu berhasil dirikan 2 usaha dari pelatihan Prakerja

Selain mengukuhkan Prof Clara sebagai guru besar bidang Ilmu Psikologi, Unika Atma Jaya mengukuhkan Prof Dr Weli SKom M Si sebagai guru besar bidang Ilmu Akuntansi.

Rektor Unika Atma Jaya, Dr A Prasetyantoko, mengatakan pengukuhan dua guru besar baru tentu menambah energi bagi Unika Atma Jaya untuk semakin mengembangkan kualitas mutu akademik dalam situasi pasca pandemi dengan dua disiplin ilmu yang saling mendukung bahkan melengkapi dalam penerapannya dalam kehidupan bermasyarakat.

Sementara, Prof Weli dalam orasi ilmiahnya mengangkat tentang Kurikulum Sistem Informasi Akuntansi dalam Era Smart Society 5.0 untuk akuntan profesional berkelanjutan.

Dalam penelitian Prof Dr Weli di bidang ilmu ekonomi, isu disrupsi profesi akuntan yang diprediksi akibat transformasi digital pada era Revolusi Industri 4.0, sebenarnya merupakan peluang yang besar bagi seluruh insan pendidikan akuntansi. Kemajuan teknologi seharusnya membuat akuntan menjadi lebih mampu memenuhi keinginannya dalam bekerja.

Baca juga: Kemenperin gandeng industri terapkan pendidikan vokasi sistem ganda
Baca juga: Kemenkominfo selenggarakan sekolah vokasi hasilkan talenta digital

 

Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022