Jakarta (ANTARA) - Badan Geologi merekomendasikan warga Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, untuk tidak membangun rumah pada endapan yang lunak dan tanah uruk yang tidak memenuhi persyaratan teknis karena rawan terhadap guncangan gempa bumi.

Pelaksana Tugas Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Rabu, mengimbau warga untuk menghindari membangun pada bagian bawah, tengah, dan atas lereng terjal yang telah mengalami pelapukan karena berpotensi terjadi tanah bergerak atau longsor apabila diguncang gempa bumi.

"Kerusakan bangunan yang terjadi, selain karena faktor guncangan yang kuat sebagai dampak dari dekatnya dengan sumber gempa bumi dan kondisi tanah permukaan yang lunak, dipengaruhi juga oleh kualitas bangunan yang tidak tahan gempa bumi," kata dia.

Ia menyatakan Kabupaten Cianjur merupakan daerah bencana yang masuk ke dalam kawasan rawan bencana (KRB) gempa bumi tinggi yang berpotensi terlanda guncangan gempa bumi dengan intensitas lebih dari VIII Modified Mercalli Intensity (MMI).

Baca juga: Badan Geologi rilis laporan tahap pertama analisis gempa bumi Cianjur

Bangunan yang mengalami kerusakan terkhusus bangunan vital, strategis dan mengundang konsentrasi banyak orang (perkantoran, tempat ibadah, sekolah, dan lain-lain) harus dibangun kembali dengan mengikuti konstruksi kaidah bangunan tahan gempa bumi sesuai SNI 1726:2019.

Sejauh ini, Badan Geologi mengungkapkan sesar penyebab gempa bumi Cianjur 21 November 2022 belum terdefinisikan dan masih memerlukan kajian lapangan lebih rinci.

"Sebagai upaya mitigasi, bangunan yang berada pada dan dekat dengan garis sesar yang dipetakan secara regional harus dibangun dengan mengikuti kaidah bangunan tahan gempa bumi," kata dia.

Berdasarkan data tim gabungan pencarian dan penyelamatan gempa bumi Cianjur, Jawa Barat, jumlah pengungsi korban gempa bumi di daerah itu, per Selasa (29/11) sore mencapai 108.720 jiwa dengan rincian pengungsi laki-laki 52.987 jiwa dan perempuan 55.733 jiwa.

Korban hilang pasca-gempa bumi bermagnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur bertambah menjadi 13 orang. Hal tersebut dikarenakan adanya laporan baru orang hilang dari kepala desa sebanyak delapan orang.

Baca juga: Badan Geologi temukan dua longsoran usai gempa di Cianjur
Baca juga: Badan Geologi: Bebatuan tak solid perkuat guncangan gempa Cianjur

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022