Jakarta (ANTARA) - Regulator platform digital Prancis Arcom mengirim surat kepada Twitter untuk meminta kejelasan tentang keamanan digital setelah perubahan yang drastis pada perusahaan media sosial itu.

Arcom, dalam berita Reuters yang disiarkan Selasa, menilai setelah dibeli Elon Musk, Twitter secara drastis mengurangi karyawan dan menghentikan kontrak untuk ribuan pekerja.

"Arcom ingin menyampaikan kekhawatiran mendalam atas konsekuensi langsung dari keputusan-keputusan itu terhadap kemampuan Twitter untuk menjaga lingkungan yang aman bagi pengguna," kata Direktur Arcom Roch-Olivier Maistre.

Baca juga: Sepekan, lelang infrastruktur IKN hingga aset kripto naik

Twitter adalah salah satu media sosial yang paling banyak digunakan di Prancis. Perubahan pada platform itu, menurut Arcom, menimbulkan tantangan untuk debat yang demokratis dan keamanan publik di media sosial.

"Dalam hal ini, Twitter tunduk pada kewajiban tertentu, yang menjadi tanggung jawab Arcom untuk memastikan aturan itu diterapkan," kata Arcom.

Arcom juga mengingatkan bahwa Twitter harus memerangi manipulasi informasi sesuai dengan undang-undang tahun 2018 di Prancis, yang menitikberatkan pada kewajiban berkoordinasi dengan Arcom.

Regulator itu meminta Twitter mengirimkan surat balasan untuk mengonfirmasi bahwa mereka mampu menghadapi kewajiban mereka, terutama untuk memastikan moderasi terhadap konten berbahaya sambil tetap menjamin kebebasan berekspresi pengguna.

Baca juga: Twitter pulihkan akun Kanye West

Baca juga: Kantor Twitter ditutup sampai pekan depan

Baca juga: Elon Musk "matikan" label resmi di Twitter

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022