Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI) menargetkan tim nasional Indonesia dapat menjadi juara umum pada kejuaraan dunia esport IESF World Esports Championship 2022, yang akan berlangsung di Bali pada 2-11 Desember 2022.

"Indonesia kalau tanding selalu targetnya juara umum. Kita tidak pernah pergi dengan target di bawah-bawah," ujar Wakil Ketua Bidang Atlet dan Prestasi PB ESI Yohannes P. Siagian dalam konferensi pers virtual yang diikuti dari Jakarta, Senin.

"Salah satu yang kita yakinkan adalah Indonesia memiliki potensi untuk menjadi negara dominan di esport dunia, dan semua target kita menjadi turunan daripada kepercayaan itu."

Kejuaraan dunia esport tersebut mempertandingkan enam jenis game yaitu Tekken 7, DOTA 2, Mobile Legends: Bang Bang, PUBG Mobile, eFootball 2022 dan CS:GO. Khusus untuk CS:GO akan mempertandingkan kategori CS:GO Male dan CS:GO Female.

Baca juga: Persiapan IESF World Esports Championship 2022 di Bali capai 80 persen

Yohanes mengatakan tidak ada strategi khusus untuk menggembleng para atlet yang saat ini sedang melakukan pemusatan pelatihan. Namun, pelatihan difokuskan pada hal-hal di luar teknis game.

"Strategi khusus tidak, karena kita percaya pada atlet-atlet kita. Apalagi, di Mobile Legends, PUBGM, ya memang atlet-atlet terbaik dunia ada di Indonesia di cabang-cabang ini," kata Yohanes.

"Yang paling kita fokuskan adalah out game-nya sebetulnya. Membiasakan mereka dengan jam-jam bertanding... jadi, kita mulai membiasakan mereka di suatu jadwal yang paling menstimulasikan keadaan di Bali nanti."

Yohanes menambahkan PB ESI juga membekali para atlet dengan program-program untuk meningkatkan komunikasi, juga pendampingan psikolog untuk memperkuat mental para atlet.

Baca juga: PB ESI paparkan potensi besar esport dalam KTT Esport Dunia 2022

"Kita mencoba mendapatkan sebanyak mungkin informasi lawan-lawan kita siapa, karena dengan model IESF ini banyak sekali tim-tim lawan yang tidak ada datanya. Beda dengan SEA Games di mana semua lawan-lawan kita bisa menemukan videonya atau game play-nya," kata Yohanes.

"Kita tidak mau terlalu lengah tidak mau meremahkan siapa pun juga hanya karena kita tidak tahu timnya."

Tidak seperti pelatnas SEA Games Vietnam di mana timnas dibentuk dari pemain yang berbeda klub, pembentukan timnas dalam menghadapi kejuaraan dunia esport kali ini diambil langsung dari tim pemenang yang berlaga dalam sebuah liga.

Hal itu, menurut Yohanes, dilakukan karena keterbatasan waktu saat IESF World Championship semakin dekat sementara beberapa liga besar masih berlangsung.

"Jadi otomatis full player akan langsung kita panggil karena akan sangat sulit membangun chemistry dan kerjasama tim dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu diputuskan untuk memanggil tim utuh," ujar Yohanes.

"Yang kedua, karena banyak input dari SEA Games... Karena pemanggilan timnas esport ini sebetulnya masih sangat muda di Indonesia. Ini baru yang ke beberapa kali, dan kita belum menemukan metode yang tepat, waktu itu kita sudah memanggil tim gabungan, tim all star kalau komunitasnya bilang, sekarang kita mencoba tim utuh yang dikirimkan."

Sementara itu, untuk beberapa nomor game yang kompetisinya tidak rutin berlangsung di Indonesia, seperti DOTA 2 dan CS:GO, PB ESI akan melakukan pemanggilan kepada sejumlah pemain yang berprestasi.

Baca juga: IESF World Esports Championship 2022 di Bali siap digelar

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2022