Tomohon, Sulawesi Utara (ANTARA) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menemui perwakilan Forum Anak untuk mendengarkan rencana aksi memerangi kekerasan seksual dalam perayaan Hari Anak Sedunia tahun 2022.

“Bunda berharap melalui rencana aksi yang menyenangkan tersebut, mereka banyak belajar dan saling menginspirasi satu sama lain untuk melakukan aksi-aksi nyata berkontribusi menyelesaikan permasalahan yang kita hadapi bersama,” kata Menteri PPPA Bintang Puspayoga di Danau Linow Kota Tomohon, Sulawesi Utara, Sabtu.

Menteri Bintang bertemu dengan para perwakilan mereka dari Aceh hingga Papua dalam acara bernama “Warung Kopi Nusantara”, yang menjadi salah satu rangkaian peringatan Hari Anak Sedunia 2022 dengan puncaknya pada Minggu (20/11).

Pertemuan digelar untuk mendengarkan saran dan suara anak-anak, melalui penyampaian rencana aksi terkait tiga isu anak, yakni antikekerasan terhadap perempuan dan anak, pencegahan perkawinan usia anak, dan kesehatan reproduksi agar semua kasus yang ditemukan dapat segera ditangani.

Ia mengatakan perwakilan anak dari tiap-tiap daerah akan mempresentasikan ide dan program yang telah disusun sebagai rencana aksi kepada anak-anak Forum Anak lainnya. Rencana aksi tersebut akan dilakukan dalam periode 25 November-16 Desember 2022, dalam rangka kampanye 16 hari antikekerasan terhadap perempuan dan anak.

Ia mengakui semua ide dan program yang dipresentasikan oleh anak-anak itu menarik dan aplikatif.

Baca juga: KPPPA: Kunjungan ke perusahaan digital perluas wawasan delegasi anak

Oleh karena itu, dia berharap, semua pihak dapat mengapresiasi dan mendukung anak dari daerah lain, di mana apresiasi dan dukungan terbanyak akan dipilih dari tiga provinsi mewakili wilayah barat (Provinsi Jawa Timur), tengah (Provinsi Sulawesi Tenggara), dan timur (Provinsi Papua) yang dipresentasikan di hadapan Menteri PPPA.

Bintang menyatakan rencana aksi yang ditawarkan oleh semua Forum Anak telah sejalan dengan tema Hari Anak Sedunia Tahun 2022 “Inklusi dan Keberagaman”.

“Dalam Hari Anak Sedunia yang penting ini, bukan saja kami orang dewasa yang mendiskusikan hak-hak anak, tetapi anak-anak juga ikut terlibat membahas permasalahan dan menyusun rencana aksi dalam rangka berkontribusi untuk memenuhi hak semua anak Indonesia, tanpa kecuali,” katanya.

Seorang perwakilan Forum Anak Daerah Provinsi Maluku Jelisya Pirsouw menyatakan pertemuan bersama forum dari daerah lain telah membuka wawasan terkait dengan banyak isu prioritas yang harus diselesaikan.

Dari rencana aksi yang pihaknya tawarkan, ia mengaku akan mengedukasi teman sebaya melalui media sosial dan datang langsung ke sekolah-sekolah, serta bersinergi dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk mencegah kekerasan seksual pada anak.

Ia mengaku senang dapat bertukar pikiran dengan cara yang kreatif dengan teman sebaya dari provinsi lainnya.

“Meski kami berbeda daerah, nyatanya kami bisa bertukar pikiran dan mendukung satu sama lain. Oleh karena itu, sinergi dan kolaborasi menjadi sangat penting untuk kita lakukan bersama-sama dalam mengatasi permasalahan terhadap anak, terutama kekerasan seksual,” katanya.

Baca juga: Sebagai aset besar bangsa, suara anak layak didengar
Baca juga: Masyarakat soroti kinerja pemerintah selesaikan kekerasan seksual anak
Baca juga: Menteri PPPA: Gaungkan UU TPKS lebih kuat cegah kekerasan seksual anak

 

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022