Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan mendorong para atlet silat tradisi terutama yang berusia muda terus berlatih untuk meraih prestasi di berbagai jenjang kompetisi.

"Pengelola silat tradisi kalau ada anggota muda yang belajar silat dan berprestasi itu bisa kita dorong ke tingkat lebih atas," kata Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin dalam keterangan tertulis yang disampaikan di Jakarta, Sabtu.

Menurut Munjirin, penting untuk melihat bibit unggul yang dimiliki anggota silat berusia muda lantaran mereka lebih mudah menyerap ilmu yang diberikan.

Menurut mantan Kepala Unit Pengelola Kawasan Monumen Nasional (Monas) itu, silat terbagi dalam dua kategori, yakni silat tradisi merupakan seni silat yang saat ini ditunjukkan oleh para pesilat.

Sedangkan silat prestasi mempunyai jenjang tingkat nasional hingga internasional yang akan semakin dilihat potensinya untuk lebih didukung oleh pemerintah.

Baca juga: Astrabi gelar festival silat guna jaga warisan budaya Indonesia
Baca juga: Pemkot Jaksel ajak para pesilat tampil di CFD

Munjirin mengapresiasi panitia pergelaran seni budaya yang mengolaborasikan berbagai unsur dalam satu wadah, mulai dari kuliner, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan budaya Betawi yang melibatkan pelaku usaha lokal di Petukangan Utara.

"Panitia berhasil menciptakan itu semua, mulai dari belanja makanan UMKM, kesenian, budaya, dan bisa ditampilkan dalam satu wadah. Panitia, Dinas Kebudayaan serta Suku Dinas berhasil menciptakan itu di sini," katanya.

Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Selatan (Jaksel) akan terus memberikan dukungan kepada para pelaku UMKM dan seni budaya untuk berkarya serta berinovasi.

"Kita sepakat budaya yang sudah dipelihara jangan sampai hilang tapi wajib ditularkan ke generasi penerus. Saya yakin ada hal yang hilang belum diteruskan teman-teman," katanya.

Munjirin pada Sabtu membuka pergelaran seni budaya berbasis komunitas di Provinsi DKI Jakarta yang dilaksanakan di Kampung Silat Beksi, tepatnya di RPTRA Bhineka, Petukangan Utara, Pesanggrahan.
 

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022