Tokyo (ANTARA) - Dolar AS sedikit menyusut terhadap sejumlah mata uang utama lainnya di sesi Asia pada Selasa sore, namun naik terhadap yen dan bertahan terhadap euro setelah lebih banyak pejabat Federal Reserve membuat kasus untuk kebijakan moneter AS yang lebih ketat.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya termasuk yen dan euro, tergelincir 0,1 persen menjadi 106,85, menahan sebagian besar kenaikan tajam pada Senin (14/11/2022), ketika rebound dari level terendah tiga bulan sesi sebelumnya di 106,27.

Indeks jatuh 3,9 persen minggu lalu, kinerja terburuk sejak Maret 2020, setelah harga konsumen AS naik lebih rendah dari yang diperkirakan, memicu spekulasi puncak suku bunga mungkin sudah dekat.

Wakil Ketua Fed Lael Brainard pada Senin (14/11/2022) menggemakan komentar akhir pekan oleh Anggota Dewan Gubernur Fed Christopher Waller bahwa suku bunga perlu terus meningkat untuk memerangi inflasi, meskipun berpotensi pada kecepatan yang lebih lambat. Brainard juga menekankan bahwa risiko akan menjadi lebih berpihak.

Pasar uang saat ini memperkirakan probabilitas 89 persen bahwa Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akan memperlambat laju kenaikan hingga setengah poin pada pertemuan berikutnya 14 Desember, melawan peluang 11 persen untuk kenaikan 75 basis poin lainnya.

"Dolar AS sedang mencoba untuk membentuk basis pasca IHK, dengan Waller melakukan yang terbaik tetapi Brainard yang lebih berpengaruh agak kurang hawkish," kata Sean Callow, ahli strategi mata uang senior di Westpac.

Untuk indeks dolar, "tertinggi September di atas 114 tampak semakin seperti puncak siklus, tetapi kami memperkirakan dukungan mulai muncul ke area 105," kata Callow.

Dolar naik 0,3 persen menjadi 140,34 yen, menambah rebound 0,84 persen semalam dari level terendah 2,5 bulan di 138,46. Dolar merosot 5,39 persen minggu lalu, terbesar dalam 14 tahun.

Sterling naik 0,13 persen menjadi 1,1775 dolar, setelah tergelincir pada awal pekan dari puncak 2,5 bulan di 1,1855 dolar pada Jumat (11/11/2022).

Euro sedikit berubah di 1,03315 dolar setelah mundur dari level tertinggi tiga bulan di 1,0364 dolar.

Dolar Australia yang sensitif terhadap risiko naik 0,14 persen menjadi 0,67105 dolar AS, bergerak kembali menuju puncak hampir dua bulan Senin (14/11/2022) di 0,6720 dolar AS, didukung oleh langkah mitra dagang utama China untuk melonggarkan pembatasan COVID-19 dan mendukung pasar propertinya.

Ada sedikit reaksi dalam mata uang Australia dari risalah pertemuan terakhir bank sentral Australia, yang menunjukkan pembuat kebijakan mempertimbangkan kenaikan 50 basis poin sebelum memilih kenaikan 25 basis poin lainnya.

"Aussie telah membuat beberapa kemajuan pada kurs silang sejauh minggu ini, dengan bantuan dari China," kata Callow dari Westpac, menambahkan ada potensi kenaikan ke 0,6775 dolar AS dalam beberapa hari mendatang.

"Namun, ekuitas global yang masih gelisah, membatasi kenaikan Aussie."

Yuan terus menguat, mengumpulkan dukungan tambahan dari pelonggaran ketegangan China-AS setelah pertemuan puncak Joe Biden dengan Xi Jinping.

Yuan China dalam negeri berpindah tangan pada 7,0506 pada tengah hari, 204 basis poin lebih kuat dari penutupan akhir sesi sebelumnya, sebagian besar mengabaikan kontraksi mengejutkan dalam penjualan ritel.


Baca juga: Dolar menguat di Asia karena pejabat Fed sebut kenaikan berlanjut
Baca juga: Dolar AS "rebound," menguat setelah penurunan tajam minggu sebelumnya
Baca juga: Harga minyak turun 3 dolar, tertekan dolar menguat dan lonjakan COVID

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022