Jakarta (ANTARA) - Bank Dunia mengharapkan Pandemic Fund (Dana Pandemi) dapat memperkuat konsep One Health guna mencegah kejadian luar biasa pada masa mendatang.

"Pandemic Fund diharapkan juga memperkuat One Health, ini adalah kebaikan global yang memberi manfaat," ujar Executive Head of the Pandemic Fund Sekretariat The World Bank (Bank Dunia) Priya Basu di Nusa Dua, Bali, Senin.

Dia menjelaskan konsep One Health salah satu konsep baru untuk mencegah penyakit pada hewan berpindah ke manusia.

"Bank Dunia bersama WHO bekerja sama untuk mengatasi Pandemic Fund, terima kasih banyak untuk semua yang tergabung dalam proses ini (Pandemic Fund)," kata dia.

Saat ini, Pandemic Fund telah terkumpul sekitar 1,4 miliar dolar AS atau setara Rp21,7 triliun dari 15 negara dan tiga lembaga filantropi.

Baca juga: Kemenkes: Investasi kesehatan atasi kesenjangan pembiayaan PPR pandemi

Dalam G20 Side Event bertajuk "Redesigning Pandemic Prevention, Preparedness, and Response: Lessons Learned and New Approaches" itu, ia juga mengharapkan melalui Pandemic Fund dapat mengatasi kesenjangan pembiayaan untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan penanggulangan (prevention, preparedness, dan response/PPR) pandemi.

Menurut dia, yang unik dari Pandemic Fund adalah komunitas internasional bisa membantu mengisi kesenjangan tersebut dengan jangka panjang.

"Setiap negara punya prioritas berbeda, diharapkan Pandemic Fund bisa membuatkan prioritas," tuturnya.

Dalam kesempatan sama, Executive Director and Co-Founder Pandemic Action Network Eloise Todd mengatakan perubahan iklim berpotensi menyebabkan pandemi baru.

"Saat ini, yang dapat menyebabkan pandemi baru adalah perubahan iklim. Misal, perubahan iklim dapat membuat keanekaragaman hayati terpengaruh," katanya.

Perubahan iklim, lanjut dia, dapat membuat penularan penyakit atau virus dari hewan liar ke hewan yang ada di pemukiman manusia. Hal tersebut menjadi bahaya ketika menular ke manusia.

"Kita berusaha jangan sampai itu terjadi. Jadi harus fokus pada upaya pencegahan dan tindakan pengamanan lingkungan," tuturnya.
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022