Jakarta (ANTARA) - "Before Now and Then" karya sutradara Kamila Andini dinobatkan sebagai film terbaik di Asia Pacific Screen Awards (APSA).

Variety pada Sabtu melaporkan bahwa Happy Salma sebagai pemeran utama film tersebut hadir untuk menerima penghargaan di Gold Coast, Australia, Jumat (11/11).

Film ini menceritakan kisah seorang wanita muda yang lolos dari pembersihan anti-Komunis dan menjalani kehidupan yang tenang sebagai istri kedua dari seorang pria kaya. Tapi trauma masa lalu muncul kembali dalam mimpinya.

Baca juga: Happy Salma: "Nana" punya daya tarik sebab tampilkan sisi kemanusiaan

Ini merupakan kemenangan pertama bagi Indonesia untuk mendapat penghargaan sebagai film terbaik di APSA dan pertama kalinya diraih oleh sutradara perempuan.

Akan tetapi, bagi Kamila Andini ini merupakan piala ketiga yang dia dapat dari APSA. Pertama adalah film anak-anak terbaik dengan "The Mirror Never Lies" pada 2012 dan "The Seen and Unseen" pada 2017 untuk film fitur remaja.

Selain Kamila Andini, sutradara Makbul Mubarak juga memenangkan piala skenario terbaik untuk "Autobiography" di APSA.

Sementara itu, Niklas Lindschau dari Palestina memenangkan sinematografi terbaik untuk "The Stranger" ("Al Garib"). Davy Chou mendapatkan sutradara terbaik lewat film "Return to Seoul".

Penghargaan akting APSA telah netral gender tahun ini. Pemain baru terbaik diberikan kepada Lee Jeong Eun ("Parasite", "Okja") lewat perannya dalam "Hommage" ("Omaju"). Penghargaan pemain baru terbaik juga diberikan kepada Park Ji Min dalam "Return to Seoul", satu-satunya film yang memenangkan banyak penghargaan pada malam itu.

Grand Prize Juri APSA diberikan kepada "This is What I Remember" ("Esimde") dari sutradara Kirgistan Aktan Arym Kubat.

Ini adalah pertama kalinya dalam tiga tahun APSA diadakan dengan nominasi yang dapat hadir secara langsung. Di bawah kondisi COVID, kebijakan perbatasan Queensland yang ketat membuat orang Australia yang berada di luar negara bagian pun tidak dapat hadir.

Baca juga: Film "Nana" pulang kampung, tayang di Bandung

Baca juga: Laura Basuki raih penghargaan Pemeran Pendukung Terbaik di Berlin

Baca juga: "Nana" & "Everything Will Be Ok" eksplorasi beban kekerasan masa lalu

Penerjemah: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022