RA merupakan jenjang PAUD, yakni usia 4-6 tahun dalam bentuk pendidikan formal, di bawah pengelolaan Kemenag
Manado (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) terus berupaya meningkatkan kualitas bunda Raudhatul Athfal (RA), atau setingkat pendidikan taman kanak-kanak (TK), di Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

Kepala Kemenag Kabupaten Minahasa Pdt Dolie Tangian, di Manado, Jumat, mengatakan pendidikan TK merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini (PAUD) yang menjadi dasar awal pendidikan jangka panjang.

"Pendidikan anak usia dini memiliki peran penting untuk mengembangkan kepribadian anak serta mempersiapkan mereka memasuki jenjang pendidikan selanjutnya," katanya.

RA, katanya, merupakan jenjang PAUD, yakni usia 4-6 tahun dalam bentuk pendidikan formal, di bawah pengelolaan Kemenag.

Ia menjelaskan RA memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam proses peletakan dasar pendidikan generasi bangsa pada masa mendatang.

Dalam pengembangan dan koordinasi RA, kata dia, maka dibentuklah Kelompok Kerja Raudhatul Athfal (KKRA) Kabupaten Minahasa yang diketuai Anastasia Abiyantari, yang wadah bertemunya para bunda untuk meningkatkan kualitas menjadi guru yang profesional dan menjalin kerja sama satu dengan yang lain.

Bertempat di RA Ibtidaiyah Tondano dilaksanakan pertemuan KKRA yang dihadiri Kepala Kemenag Kabupaten Minahasa Pdt Dolie Tangian, dan Kasie Pendidikan Islam H Awaluddin Hadji Ali, yang diikuti oleh para bunda/guru RA se-Minahasa.

Dolie Tangian memberi apresiasi buat pengurus yang menggelar kegiatan ini.

"KKRA ini menjadi ajang silahturahmi satu dengan yang lain, saling berbagi ilmu dan pengetahuan," katanya.

Sebagai salah satu ujung tombak Kemenag Agama dalam melaksanakan misi meningkatkan layanan pendidikan yang merata dan bermutu, kata dia, maka para guru RA harus memiliki kesabaran yang tinggi, karena mengajar anak kecil bukanlah hal yang mudah.

Ia menegaskan guru TK/RA menjadi pendidik kedua sesudah orangtua, jadi guru harus menjadi teladan/panutan bagi anak-anak.

"Tetap semangat dan laksanakan semua tanggung jawab dengan serta keikhlasan hati, maka semuanya akan berjalan dengan baik," katanya.

Ia meminta jangan khawatirkan akan masa depan, karena dengan kesetiaan mampu melaksanakan kerja maka pasti akan menerima yang terbaik.

"Kita pasti bangga melihat anak-anak yang kita didik, kemudian menjadi orang yang berhasil dalam hidupnya," demikian Dolie Tangian.

Baca juga: IGRA: Guru Raudhatul Athfal tidak pernah terima bantuan pemerintah

Baca juga: Cegah COVID-19, umat Islam Minahasa Tenggara patuh tak "open house"

Baca juga: Kemenag tingkatkan kompetensi instruktur daerah bagi guru madrasah

Baca juga: Pemuda Muslim Minahasa Tenggara jaga perayaan Natal

Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022