Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengaktifkan kembali layanan isolasi terpusat di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC-19) Wisma Atlet untuk mengantisipasi kenaikan kasus.

"Saat ini Kemenkes sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk kepada Satgas COVID-19 dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk mengaktifkan kembali layanan isolasi terpusat di Wisma Atlet," ujar Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam update harian kasus COVID-19 yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan, hal itu sebagai salah satu upaya pemerintah untuk mengantisipasi apabila terjadi lonjakan kasus seiring mulai meningkatnya kasus COVID-19 subvarian XBB dan BQ.1.

"Lagi digencarkan pemeriksaan sequencing yang sedang dirawat, baik itu diisolasi maupun ruang ICU. XBB saat ini tercatat ada 48 kasus tersebar di beberapa provinsi, belum semua provinsi," tuturnya.

Baca juga: Satgas : Keterisian rumah sakit naik jadi 10,31 persen

Baca juga: Satgas: Belum dapat dipastikan XBB penyebab kenaikan kasus COVID-19


Di tengah meningkatnya kasus COVID-19 di dalam negeri, Syahril mengatakan, pihaknya meminta masyarakat untuk memanfaatkan layanan Telemedicine yang telah disediakan secara gratis oleh pemerintah.

Melalui layanan ini, lanjut dia, masyarakat yang terpapar COVID-19 mendapatkan layanan konsultasi dan obat gratis di laboratorium yang terafiliasi dengan Kementerian Kesehatan.

"Saat ini sudah ada perluasan layanan, di mana masyarakat tidak perlu menunggu obat dikirim ke rumah. Namun, diberikan pilihan untuk dapat mengambil langsung ke Apotek Kimia Farma yang telah ditentukan," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Syahril juga meminta masyarakat untuk segera melakukan testing bila mengalami gejala COVID-19.

"Semakin cepat dites maka semakin cepat ditangani. Kesadaran masyarakat menjadi kunci dalam menghadapi varian baru COVID-19," tuturnya.

Ia mengingatkan agar masyarakat tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan, serta menyegerakan vaksinasi booster COVID-19 untuk meningkatkan proteksi tubuh mengingat 74 persen pasien yang dirawat inap saat ini belum lengkap vaksinasinya.*
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022