AMMAN memproyeksikan pembangunan smelter tuntas pada 2024 dari proyeksi awal yang ditetapkan pemerintah pada Juni 2023.
Jakarta (ANTARA) - Proyek pembangunan pabrik pengolahan (smelter) mineral logam yang dikembangkan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), hingga awal November 2022 hampir mencapai 50 persen dengan dana yang sudah dikucurkan mencapai 465 juta dolar dari total kebutuhan investasi yang diperkirakan 982 juta dolar AS atau setara Rp14,7 triliun.

AMMAN memproyeksikan pembangunan smelter tuntas pada 2024 dari proyeksi awal yang ditetapkan pemerintah pada Juni 2023, kata Kartika Octaviana, Head of Corporate Communications PT Amman Mineral Nusa Tenggara dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Senin.

Kartika mengatakan pembangunan smelter di Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, ini sedikit mundur dari jadwal seharusnya karena  pandemi COVID-19 yang membuat sejumlah pertemuan tatap muka untuk membahas spesifikasi teknik dan rekayasa smelter tertunda yang akan berdampak pada timeline pengerjaan konstruksi, serta keterlambatan dalam proses negosiasi dan financial statement decission.

Baca juga: Ekonom: Hilirisasi industri merupakan langkah transformasi ekonomi

Sementara itu pada tahun ini, lanjut Kartika Octaviana, tantangan semakin besar dengan adanya konflik Ukraina-Rusia juga turut mempengaruhi beberapa hal, yakni terhambatnya supply chain, berupa meningkatnya biaya mobilisasi barang dan manusia, kekurangan kontainer, hingga penutupan port.

"Akibatnya mobilisasi peralatan dan perlengkapan besar yang sangat penting untuk konstruksi smelter terutama dari Eropa mengalami keterlambatan dari jadwal awal,” ujarnya.

Mengingat sudah hampir 50 persen investasi dikucurkan, lanjut Kartika, mustahil perusahaan pertambangan mineral yang terafiliasi dengan PT Medco Energi Internasional Tbk ini mundur dari proyek smelter.

“Artinya, kami tetap berkomitmen menyelesaikan pembangunan smelter, apalagi pendanaan juga sudah tersedia,” ujarnya.

Proyek smelter Batu Hijau diproyeksikan memiliki kapasitas produksi 222.000 ton katoda tembaga. Selain itu, smelter nantinya menghasilkan 17,8 ton emas, 54,7 ton perak dan 830.000 asam sulfat.

Baca juga: PT Timah investasi Rp1,2 triliun bangun smelter TSL di Bangka Barat

Priyo Pramono, Head of Social Impact AMMAN, menambahkan capaian verifikasi enam bulan selalu melampaui target dan pembangunan camp telah selesai pada Oktober 2022. Konstruksi smelter dan fasilitas pendukung juga telah dimulai sejak Juli 2022 dengan pemasangan tiang pancang antara lain instalasi fasilitas special water, berupa air desalisasi dan demineralisasi. Mobilisasi kontraktor ke wilayah konstruksi juga telah dilakukan, ujarnya.

Menurut Priyo, pesanan pembelian untuk long lead equipment telah dieksekusi. Apalagi sudah ada penandatanganan kesepakatan untuk pembiayaan sindikasi dari bank dan perusahaan telah melakukan proses rekrutmen secara bertahap yang disesuaikan dengan tahap konstruksi , bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dan NTB.

AMMAN menggandeng perusahaan China untuk membangun smelter tembaga di KSB. Hal ini ditandai dengan diterbitkannnya Letter of Intent (LoI) untuk Konsorsium NFC (China Non-ferrous Metal Industry’s Foreign Engineering and Construction Co., Ltd) sebagai kontraktor Engineering, Procurement dan Construction (EPC), dan Nerin (China Nerin Engineering Co., Ltd.) sebagai penyedia layanan teknis.

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022