Padang (ANTARA) - Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatera Barat mencatat empat daerah di provinsi itu capaian peserta KB baru di bawah 10 persen hingga September 2022.

"Ada beberapa daerah yang capaian peserta program KB masih di bawah 10 persen yakni Kabupaten Kepulauan Mentawai, Agam, Pasaman Barat dan Kota Payakumbuh," kata Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar Fatmawati di Padang, Selasa.

Ia menyebutkan hingga 22 September 2022 Kabupaten Kepulauan Mentawai yang paling terendah yakni 0,76 persen atau 25 orang dari target 3.272 orang. Kemudian Kabupaten Pasaman Barat yang di angka 6,07 persen atau 884 orang dari target capaian 14.552.

Setelah itu Kabupaten Agam dengan capaian peserta KB baru di angka 8,4 persen atau 1.318 orang dari target 15.687 peserta dan Kota Payakumbuh di angka 8,49 persen atau 361 orang dari 4.251 target capaian.

Baca juga: BKKBN ajak masyarakat berperan aktif di Kampung Keluarga Berkualitas

Baca juga: Kepala BKKBN pantau kondisi KB di Sijunjung Sumbar


Sementara untuk capaian tertinggi adalah Kota Solok dengan 58,9 persen atau 908 orang dari 1.540 target peserta lalu diikuti Kabupaten Dharmasraya dengan angka 45, 73 persen atau 2.716 peserta dari 5.939 orang target dan ketiga Kota Padang dengan 45,49 persen atau 12.107 orang dari 26.615 target peserta baru.

Total untuk Sumatera Barat capaian peserta KB baru masih di angka 23,52 persen atau 37.563 peserta dari 159.697 orang target di tahun 2022 ini.

"Kita tengah berupaya mengejar target yang ada dan salah satunya melakukan pelatihan terhadap bidan yang ada di daerah yang bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan KB dan memberikan mereka sertifikasi," kata dia.

Pihaknya juga menggandeng masyarakat melalui kader KB yang tidak henti melakukan sosialisasi penggunaan program KB dan tentu kontrasepsi yang paling baik yang jangka panjang.

"Kita dorong masyarakat tidak menggunakan pil atau suntikan yang hanya berfungsi jangka pendek. Kita ingin masyarakat menggunakan MKJP dengan masa pakai hingga tiga tahun," kata dia.

Menurut dia, kendala yang dihadapi di lapangan cukup beragam sehingga capaian peserta KB baru ini jauh dari target mulai dari masyarakat yang abai dengan program ini, ada juga larangan ber KB dari keluarga serta jarak masyarakat yang jauh dari layanan KB.

"Kita terus berupaya maksimal agar pengetahuan ini didapatkan seluruh keluarga agar merencanakan kehamilan dengan program KB. Upaya lain seperti menggandeng rumah sakit untuk mendorong KB setelah persalinan dan lainnya," kata dia.

Ia mencontohkan saat melakukan grebek stunting ke salah satu daerah di Sumbar dan dirinya menemukan ada anak stunting di salah satu keluarga dan ibu sang anak ternyata tidak menggunakan program KB.

"Ibu ini ternyata tidak mendapatkan izin dari suami dan kita coba edukasi suami agar melakukan perencanaan dalam keluarga agar anak-anak mereka sehat dan tidak stunting. Jadi ada kombinasi persoalan sehingga capaian ini cukup rendah,namun kita berupaya dalam dua bulan ini untuk mengejarnya," kata dia.*

Baca juga: BKKBN Sumbar tingkatkan pelayanan KB di wilayah perbatasan

Baca juga: BKKBN: Pria Sumbar lebih banyak ber-KB


Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022