Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan (prokes) dalam segala aktivitas dan tidak panik karena varian baru COVID-19 yakni XBB telah ditemukan di Indonesia.

“Tadi menyinggung XBB, kita kan masih pandemi. Jadi seluruh masyarakat tenang saja, mau varian apapun, kita prokes atau vaksinasi sama saja,” kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam Siaran Sehat Perkembangan Penanganan Gangguan Ginjal Akut di Indonesia yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.

Syahril menyebutkan penyebaran XBB secara global sudah dapat dikatakan marak. Sebab, terdapat 26 negara yang sudah melaporkan adanya kasus terinfeksi XBB.

"Negara tetangga seperti Singapura misalnya, jumlah kasus yang dilaporkan sudah hampir mencapai 8.000 kasus per hari," katanya.

Meski terpantau memiliki tingkat penularan yang sangat cepat, Syahril mengatakan kabar baiknya adalah varian XBB tidak lebih ganas dan tidak lebih berat dari varian Omicron. Kemudian, dari 26 negara belum ada yang melaporkan kematian akibat XBB.

Baca juga: Menkes: Perkuat prokes sebab COVID-19 varian XBB sudah ditemukan di RI

Syahril menambahkan, belajar dari dua tahun pandemi, masyarakat seharusnya sudah bisa memahami jika ciri khas dari virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 ini selalu berusaha untuk hidup dengan melakukan mutasi.

“Oleh karena itu, sebagai warga negara kita silakan saja virus itu bermutasi mau namanya apa saja, kita tetap jaga protokol kesehatan dan ikuti vaksinasi. Ini bagian dari strategi kita untuk mencapai dan mengakhiri pandemi yang sudah ditentukan,” ujarnya.

Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Reisa Broto Asmoro menambahkan, dengan hadirnya XBB, vaksinasi COVID-19 terutama pada pemberian dosis booster harus segera ditingkatkan agar dapat memberikan proteksi pada tubuh.

Dengan vaksinasi pula, menurut dia, tingkat infeksi maupun keparahan yang menyebabkan kematian pada masyarakat dapat ditekan.

“Vaksinasi tetap membantu kita menciptakan antibodi yang bertahan, sehingga tetap dibutuhkan,” katanya.

Baca juga: Masyarakat diminta disiplin prokes seiring ditemukannya varian XBB

Sebelumnya pada Jumat (21/10), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa varian XBB telah ditemukan di Indonesia dan pemerintah sedang memantau perkembangan kasus tersebut.

Pemerintah juga kembali memperkuat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) supaya kasus tidak menyebar lebih banyak. Budi bahkan mengatakan jika negara belum bisa dikatakan aman dari pandemi COVID-19.

Sebab berbagai mutasi varian baru masih berpotensi terus terjadi, meski Indonesia berhasil mengendalikan pandemi lebih baik dibandingkan pada awal tahun 2020 saat pertama kali pandemi terjadi, atau pada saat bulan Juli 2021 lalu akibat varian Delta.

Oleh karena itu, Budi meminta semua pihak untuk tetap menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan mengurangi mobilitas supaya infeksi penularan dapat dicegah dan tidak terjadi lagi lahirnya mutasi baru yang membahayakan.

Baca juga: Pakar: Kelangkaan vaksin dan minim pelacakan bahayakan RI hadapi XBB

“Ujiannya nanti, akan kita lihat di awal tahun. Kita tahu Singapura yang tadinya hanya ratusan kasusnya sekarang naik lebih tinggi dari Indonesia. Padahal penduduk Singapura 5 juta jiwa, sedangkan penduduk kita 270 juta jiwa,” ujar dia.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022