Jakarta (ANTARA) -
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menyampaikan bahwa pembangunan desa masih terus berjalan meski dipengaruhi pandemi COVID-19.
 
"Pembangunan desa pada dasarnya tetap berjalan meski dipengaruhi pandemi COVID-19," ujar Kepala Badan Pengembangan dan Informasi (BPI) Kemendes PDTT Ivanovich Agusta dalam webinar peta jalan pembangunan desa dan perdesaan yang diikuti di Jakarta, Senin.
 
Ia mengatakan, sejumlah desa mengalami peningkatan status menjadi desa maju maupun desa mandiri.
 
Tercatat, jumlah desa sangat tertinggal berkurang dari 13.453 desa pada 2015 menjadi 4.982 desa pada 2022. Desa tertinggal juga menurun menjadi 9.584 desa dari 33.592 desa.

Baca juga: Mendes PDTT: Pengembangan teknologi tepat guna upaya pembangunan desa
 
Pada periode itu, desa berkembang bertambah dari 22.882 desa menjadi 33.902 desa. Desa maju bertambah dari 3.608 desa menjadi 20.249 desa. Sementara desa mandiri dari 174 desa menjadi 6.238 desa.
 
Ivanovich juga menyampaikan bahwa ketimpangan ekonomi di desa tetap terjaga rendah seiring dengan prioritas pengalokasian APBDes untuk penanggulangan kemiskinan di desa pada masa pandemi.
 
Tercatat, gini ratio (ketimpangan ekonomi) mengalami penurunan, yakni dari 0,320 pada 2019 menjadi 0,315 pada 2021 dan 0,314 pada 2022.
 
"Jangan melihat bahwa kemiskinan di desa itu masih ada. Tapi seandainya APBDes tidak dialihkan untuk penanganan kemiskinan, maka kemiskinan di desa akan lebih tinggi," tuturnya.

Baca juga: Mendes PDTT: Data jadi kunci pembangunan desa
 
Namun, ia mengakui, pembangunan fisik di desa cenderung melambat seiring dengan orientasi APBDes yang dialihkan dari fisik kepada penanganan kemiskinan.
 
Ia mencontohkan, untuk pembangunan jalan aspal di desa selama periode 2014-2018 terjadi kenaikan 6.907 desa. Kemudian pada periode berikutnya, yakni 2018-2021 hanya terdapat 4.851 desa.
 
"Memang tetap ada pembangunan jalan, tapi ada perlambatan selama COVID-19," tuturnya.
 
Meskipun pembangunan infrastruktur fisik di desa melambat, ia mengatakan, ekonomi digital di desa mengalami perbaikan, yang ditunjukkan dengan data logistik atau jasa pengiriman yang masuk desa.

Baca juga: Mendes PDTT: Pendamping desa aktor pembangunan desa
 
Pada 2014-2018, kata dia, jasa logistik yang masuk hanya sebanyak 4.099 desa, meningkat pada periode 2018-2021 yang mencapai 5.829 desa.
 
"Ekonomi digital membuat sektor logistik meningkat di sejumlah desa," tuturnya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022