Jakarta (ANTARA) - Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai literasi pola hidup bersih dan sehat (PHBS) harus terus dilakukan pemerintah guna meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatannya.

"Literasi soal menjaga kesehatan harus terus dilakukan karena dunia semakin rentan, bukan hanya bicara pandemi tapi juga ancaman penyakit lain," ujar dia menjawab pertanyaan ANTARA via aplikasi pesan diterima di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan efektivitas penerapan PHBS dan protokol kesehatan akan lebih optimal jika diimbangi dengan upaya sosialisasi dan edukasi yang masif.

"Peran kita sebagai masyarakat menjalankan protokol kesehatan dan PHBS, itu akan berkontribusi untuk menghambat bahkan mencegah situasi atau kondisi dunia yang lebih buruk lagi, juga meminimalisir atau mencegah ancaman wabah-wabah lainnya," tuturnya.

Ia mengatakan literasi hidup sehat harus dilakukan secara berkesinambungan oleh pemerintah agar masyarakat patuh dan menjadikan pola hidup sehat sebagai kebiasaan baru.

Baca juga: PHBS efektif cegah berbagai penyakit

Dicky yang juga Praktisi dan Peneliti Global Health Security itu, mengingatkan ancaman gelombang subvarian COVID-19 berpotensi masih tetap ada, situasi itu tentu cukup rawan bagi kelompok lanjut usia, komorbid, dan anak-anak yang belum tervaksin.

"Kita perlu melindungi dengan cara 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas)," paparnya.

Di samping itu, lanjut dia, pemerintah perlu untuk tetap memasifkan upaya deteksi dini, salah satunya melalui pemeriksaan (testing).

Ia menambahkan pemerintah juga perlu membangun literasi risiko agar masyarakat mau melakukan vaksinasi COVID-19 secara lengkap.

"Kematian akibat COVID-19 masih cukup tinggi, sekitar 100 orang, maka harus dibangun literasi risiko sehingga upaya vaksinasi booster dapat terus dilakukan," kata Dicky.

Menurutnya, Indonesia harus mengejar vaksinasi COVID-19 dosis penguat hingga 85 persen dari target dan vaksinasi COVID-19 dua dosis di atas 95 persen.
 
"Vaksinasi mencegah keparahan dan kematian, untuk meningkatkan proteksi maka perlu booster, kalau tidak maka fatalitas bisa terjadi," tuturnya.

Baca juga: Kemendikbud gandeng pihak swasta gencarkan sosialisasi PHBS
Baca juga: Kemenkes ajak masyarakat terapkan perilaku hidup bersih dan sehat
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022