Jakarta (ANTARA/JACX) - Unggahan video di platform Instagram menampilkan seorang pengguna yang mencampurkan cairan parfum dengan zat tertentu dalam sebuah botol minyak wangi.

Namun, video itu mengundang  perhatian warganet karena narasi yang disematkan padanya yaitu parfum pabrikan yang dijual di toko mengandung zat kimia yang menyebabkan kanker.

Unggahan pada 12 September 2022 itu telah dilihat lebih dari 9 ribu pengguna lain Instagram.

Berikut adalah narasi yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, pada unggahan tersebut:
"Tahukah kamu, parfum bermerek yang dijual di toko penuh dengan zat kimia perusak hormon yang menyebabkan kanker?"

Sementara pada keterangan unggahan, sang pemilik akun menyebut telah merasakan sakit pada kulit, depresi migrain, kecemasan, serta hormon tidak seimbang akibat parfum yang beracun.

Lantas, benarkah parfum bermerek yang dijual di toko-toko mengandung bahan kimia penyebab kanker?
 
Unggahan hoaks yang menyatakan parfum yang dijual di toko mengandung zat kimia penyebab kanker. (Instagram)



Penjelasan:
Ahli farmakologi molekuler University of Adelaide Australia Ian Musgrave mengatakan unggahan yang menyebut parfum yang dijual di toko mengandung zat kimia penyebab kanker merupakan kabar menyesatkan atau hoaks.

"Parfum komersial pada umumnya mengandung sedikit phthalate, yang digunakan sebagai pelarut atau zat penstabil bau parfum," kata Musgrave seperti dilansir Australian Associated Press.

Musgrave merujuk pada penelitian Badan Internasional Peneliti Kanker (IARC) yang menyatakan parfum mungkin mengandung phthalate dan bahan kimia lainnya, namun paparannya secara umum diakui juga dalam batas aman.

Dewan Kanker Australia menyatakan tidak ada bukti valid yang mengaitkan penggunaan produk wewangian dengan peningkatan risiko kanker pada manusia.

Klaim: Parfum di toko mengandung zat kimia penyebab kanker
Rating: Salah/hoaks

Cek fakta: Hoaks! Makanan yang dihangatkan di microwave sebabkan sel kanker lebih banyak dalam darah

Cek fakta: Hoaks! Tabir surya sebabkan kanker kulit

Baca juga: Perhompedin sebut perlu pengaturan pengobatan kanker demi pasien

Pewarta: Tim JACX
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2022