Kemungkinan ancaman resesi itu selalu ada, tetapi kami tetap optimis dan menyiapkan langkah-langkah antisipasi,
Batam (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kepulauan Riau meminta lembaga jasa keuangan (LJK) mengevaluasi perkembangan kondisi ekonomi dunia serta risiko terhadap kinerja masing-masing lembaga sebagai langkah antisipasi dampak resesi global yang diprediksi terjadi pada 2023.

Kepala OJK Kepri, Rony Ukurta Barus di Batam, Senin, mengatakan dengan evaluasi, LJK akan memahami langkah yang tepat untuk mengantisipasi krisis yang mungkin terjadi.

"Kemungkinan ancaman resesi itu selalu ada, tetapi kami tetap optimis dan menyiapkan langkah-langkah antisipasi," kata Rony.

Baca juga: OJK yakin Indonesia mampu bertahan dari ancaman resesi dan stagflasi

Ia mengatakan pihaknya akan mengikuti langkah-langkah antisipasi dampak resesi di wilayah Kepri, sebagaimana yang sudah diarahkan dari pusat.

Beberapa langkah antisipasi yang akan dilakukan  di antaranya, OJK terus memantau dan memastikan likuiditas di sektor jasa keuangan dan perbankan.

"Kedua sektor tersebut masih cukup likuid, walaupun ada beberapa yang mengalami krisis atau penurunan, sektor jasa keuangan dan perbankan masih bisa bertahan serta mengantisipasi potensi risiko dan intermediasi," ujar dia.

Selain itu, OJK akan meminta lembaga jasa keuangan mencermati risiko kredit di sektor-sektor ekonomi dengan konsumsi energi yang tinggi serta yang berhubungan erat dengan siklus harga komoditas.

"Kebutuhan kita tidak hanya dipasok dari dalam negeri, tapi juga dari luar negeri. Perlu juga diperhatikan, misalnya apakah kurs melemah berpengaruh terhadap debitur atau tidak," kata dia.

Rony menambahkan OJK akan mempertahankan beberapa kebijakan yang telah dijalankan untuk mengelola volatilitas dan menghadapi tantangan yang mungkin terjadi di pasar modal domestik.

Baca juga: Presiden Bank Dunia sebut ekonomi global "sangat dekat" dengan resesi

Sebelumnya Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi meyakini bahwa Indonesia akan mampu bertahan dari gejolak ekonomi, termasuk dari ancaman resesi dan risiko stagflasi global, melalui sinergi, kolaborasi, dan kerja sama yang erat.

"Optimisme saya didasarkan pada kenyataan bahwa kita telah berhasil mengatasi tantangan besar dari pandemi COVID-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya," ungkap Inarno dalam Capital Market Summit an Expo (CMSE) 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat.

Ia menyadari bahwa keadaan ekonomi global saat ini dipenuhi dengan ketidakpastian, yang mana bukan hanya Indonesia yang menghadapi hal tersebut, tetapi juga banyak negara lain yang bahkan belum tentu bisa sekuat Indonesia.

Pewarta: Jessica Allifia Jaya Hidayat
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022