peta wilayah bencana harus diaktifkan kembali
Jakarta (ANTARA) - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta meningkatkan kewaspadaan mengantisipasi terulangnya musibah robohnya tembok pembatas MTsN 19 Pondok Labu, Jakarta Selatan yang menelan korban.

"Peristiwa seperti di MTsN 19 Pondok Labu, Jakarta Selatan, jangan sampai terulang. Dengan memantau, misal ketinggian air kali," kata Kepala Divisi Pengawasan, Monitoring, dan Evaluasi KPAI Jasra Putra, kepada ANTARA, Jakarta, Jumat.

Jasra Putra mengatakan musim hujan dapat menyebabkan bencana yang mengancam keselamatan siapapun, termasuk anak.

Dia meminta para pihak terkait melakukan mitigasi terhadap bencana alam, menyiapkan jalur evakuasi dan melakukan sosialisasi untuk mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi bencana.

Baca juga: Wakil Ketua MPR harap guru MTsN 19 perhatikan siswa agar tidak trauma
Baca juga: Kemenag Sulsel minta jajaran shalat ghaib untuk korban MTsN 19 Jakarta

KPAI juga meminta semua fasilitas publik yang berada di wilayah rawan bencana agar disampaikan kepada masyarakat.

"Peta wilayah bencana harus diaktifkan kembali, terutama fasilitas publik yang berada di daerah rawan longsor, banjir, pergerakan tanah yang aktif, perlu di sosialisasikan lagi kepada masyarakat," kata Jasra Putra.

Selain itu, jalur evakuasi dan sistem peringatan dini juga harus dicek kelayakannya.

"Penting ada yang kembali mengambil tanggung jawab, mengingatkan masyarakat," katanya.

Sementara terkait para siswa yang mengalami trauma akibat musibah banjir di MTsN 19 Pondok Labu, KPAI meminta pihak sekolah untuk memulihkan mental para siswa.

Jasra mengatakan kegiatan seperti doa bersama serta saling berbagi dan menguatkan dapat dilakukan untuk menumbuhkan semangat kebangkitan bersama di sekolah.

Baca juga: DWP Kemenag berikan santunan korban musibah MTsN 19 Jakarta

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022