biogas itu nantinya dimanfaatkan sebagai sumber energi pengganti kayu bakar,kata Dwi Maryanto, Tenaga Fasilitator Lapangan, Lembaga Pengembangan Teknologi Perkotaan `Dewats` Yogyakarta, Sabtu.
Pembangunan instalasi biogas ini didanai anggaran DPU (Dinas Pekerjaan Umum) Provinsi DIY, DPU Kabupaten Gunungkidul dan Ponpes Al Hikmah sendiri.
"Diharapkan para penghuni pesantren tidak lagi menggunakan kayu bakar untuk memasak air maupun makanan," katanya.
Pemimpin Ponpes Al Hikmah KH Harun Al Rosyid mengatakan,setiap bulan ponpes menghabiskan kayu bakar sebanyak dua truk untuk memasak dengan harga Rp 1,7 juta dan kebutuhan air bersih Rp1 juta.
"Dengan selesainya instalasi biogas maka akan banyak pohon dapat terselamatkan karena tidak perlu lagi menebang pohon hanya untuk memasak air maupun makanan para santri," katanya.
Ia mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan memasak dan biaya hidup bagi sebanyak 700 santri memang diperlukan dana yang tidak kecil, padahal ponpes ini menggratiskan biaya pendidikan mereka.
"Pendidikan gratis bagi santri yang menimba ilmu di Ponpes Al-Hikmah sebagai upaya memberikan rasa keadilan bagi keluarga miskin," katanya.
Menurut dia, santri yang dididik di ponpesnya adalah mereka yang berasal dari keluarga miskin dan terpinggirkan, sehingga para santri tidak dipungut biaya alias gratis. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009