Malang (ANTARA) - Pesepakbola nasional Saddil Ramdani resmi menyandang gelar sarjana (S1) setelah mengikuti prosesi wisuda Sarjana S1 dan S2 (Magister) Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Budi Utomo atau IBU Malang, Senin.

Saddil, mahasiswa program studi (Prodi) Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) angkatan 2018 ini dinyatakan sebagai wisudawan berprestasi untuk kategori non-akademik dari Fakultas Pendidikan Ilmu Eksakta Dan Keolahragaan (FPIEK) IKIP BUdi Utomo Malang.

Rektor IKIP Budi Utomo Malang Dr Nurcholis Sunuyeko di sela acara wisuda yang dihelat di sebuah hotel di Kota Malang, Senin, mengatakan ada beberapa wisudawan yang mengoleksi prestasi non-akademik di kancah nasional.

Selain Saddil Ramdani yang kini memperkuat salah satu klub kenamaan di Malaysia itu, ada beberapa atlet yang berstatus wisudawan berprestasi, yakni Chrystna Bhagascara (pesepakbola), Juara I Nasional Liga 2 tahun 2021, yang saat ini memperkuat Persis Solo.

Baca juga: IKIP Budi Utomo sewa 35 mikrolet angkut ratusan mahasiswa yudisium

Baca juga: Mahasiswa IKIP Budi Utomo Malang raih 2 medali di ajang internasional


Selain itu, Fredy Bernadus Berkam Osok (pesepakbola, Juara I Nasional Liga 3 tahun 2019, saat ini memperkuat klub Persijap Jepara), Reza Iqbal Hakiki (pesepakbola pantai, Juara I Kerjurnas tahun 2022) dan Reza Iqbal Gifari (atlet sepak bola pantai).

Lebih lanjut, Rektor Nurcholis mengemukakan perhelatan wisuda kali ini mengusung tema "Ini Wisudaku, Mana Wisudamu"(Harmonisasi Olahnalar dan Olahrasa dalam Bingkai Kebudiutamaan)

"Tema ini kami usung untuk mengingatkan betapa pentingnya kemampuan mengolah nalar dan mengolah rasa dalam berbagai aspek kehidupan. Nalar dan rasa adalah kecerdasan yang saling terkait satu sama lain. Nalar tanpa rasa akan menghasilkan sikap arogansi, egoisme, bahkan perilaku feodal yang mengagung-agungkan diri, gelar dll," ujar Nurcholis.

Sedangkan rasa tanpa nalar akan melahirkan cacat pikir, logika yang tumpul dan perilaku yang kurang ilmiah. Olah nalar dan olah rasa harus bisa berjalan seimbang, tentu dalam bingkai Kebudiutamaan (Ber-Indonesia, bermanfaat, peduli, patuh dan patut). Inilah harapan IKIP Budi Utomo kepada pada wisudawan yang nanti kembali ke masyarakat.

Pada kesempatan itu, Nurcholis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar IKIP Budi Utomo, mulai sivitas akademika, para alumni, mitra dan khususnya para wali serta masyarakat luas, baik nasional maupun internasional yang telah mempercayakan IKIP Budi Utomo sebagai tempat berlabuh menimba ilmu.

"Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah, khususnya LLDikti Wilayah 7 atas kepercayaan, dukungan dan penghargaan kepada IKIP Budi Utomo sebagai Kampus Unggulan serta turut aktif dalam menyukseskan Program Merdeka Belajar," ujarnya.

Nurcholis mengimbau kepada pemangku kebijakan pendidikan dan penyelenggara pendidikan di Perguruan Tinggi seluruh Tanah Air, khususnya PTN untuk mengevaluasi dan menghentikan penerimaan mahasiswa baru jalur mandiri, karena rawan praktik korupsi sebagaimana telah terjadi di salah satu PTN baru-baru ini.

Selain itu, Nurcholis juga meminta PTS/PTN untuk terus memberi akses mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana amanat undang-undang, siapapun di negeri ini berhak mendapatkan akses pendidikan, karena setiap anak adalah anak bangsa, setiap guru adalah guru bangsa dan setiap sekolah adalah
sekolah bangsa.

"Kami juga mengimbau kepada pemangku kebijakan pendidikan agar terus memperhatikan guru, baik lembaga negeri maupun swasta dengan menjamin kesejahteraannya di seluruh pelosok negeri tanpa pandang bulu," kata Nurcholis.*

Baca juga: Mahasiswa baru IKIP Budi Utomo Malang disambut "Merdeka dan happiee"

Baca juga: Pendaftar PPM MBKM IKIP Budi Utomo Malang lebihi kuota

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022