Harga naik 7 sampai 10 persen karena pasokan langka dari sananya
Jakarta (ANTARA) - Sejumlah warga di Jakarta Timur mengeluhkan tingginya harga telur ayam di tingkat agen yang mencapai kisaran Rp30 ribu hingga Rp31 ribu per kilogram.

Salah satu pedagang telur ayam di Kramat Jati, Bayu mengatakan, sepekan sebelumnya harga masih berada di kisaran Rp28 ribu per kilogram.

"Harga naik 7 sampai 10 persen karena pasokan langka dari sananya (peternak). Semenjak naik ya banyak pembeli yang mengeluh," kata Bayu di Jakarta, Kamis.

Bayu menambahkan kenaikan harga telur ayam tersebut memberatkan pedagang kecil seperti dirinya.

Dia berharap ke depan harga telur ayam dapat kembali turun agar tidak memberatkan pedagang dan masyarakat.

"Saya berharap harga telur stabil lagi dari semenjak lebaran naik terus harganya,"​ ujar Bayu.

Hal yang sama juga diungkapkan pemilik usaha warung makan, Umamah, yang mengeluhkan kian mahalnya harga telur ayam.

Dia mengatakan omzet warung makannya sedikit berkurang karena harus merogoh kocek lebih dalam untuk modal membeli telur.

"Inginnya murah biar dagangan lancar. Sekarang mahal semua, Indomie saja sudah naik, telur naik. Saya jual satu mangkok Indomie plus telur Rp10 ribu, pas naik ini saya enggak naikin harga," ujar Umamah.
Baca juga: Mendag fokus upayakan stabilitas harga telur dan tepung terigu
Baca juga: Indoofod siap kembangkan mie dari sorgum untuk gantikan gandum
Baca juga: Ini lima bahan dasar mi inovasi lokal dari peneliti IPB

Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2022