Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan pemenang kompetisi Energy Transition Inovation Challenge (ETIC) Tahun 2022 setelah melalui tahap seleksi yang ketat.

Para inovator muda terbaik itu memenangkan gelaran kompetisi yang difokuskan pada pengembangan transisi energi.

"Saya terkesan dengan seluruh karya yang dihasilkan selama kompetisi berlangsung. Potensi anak muda ini sangat menjanjikan. Mereka punya kualitas, kreativitas dan sangat inovatif dalam mengembangkan sektor energi di masa depan," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Menurut dia, sebanyak 50 karya dari dua kategori yakni ide dan prototipe masuk ke meja penilai. Selanjutnya, Kementerian ESDM menobatkan lima peserta terbaik dari masing- masing kategori ide dan prototipe.

"Keikutsertaan mereka menunjukkan tingginya antusiasme anak muda dalam mengoptimalkan kontribusi mereka sejak dini dalam menciptakan energi yang jauh lebih bersih dan terjangkau bagi masyarakat," tegasnya.

Agung menyoroti proposal pengajuan para peserta ETIC yang cukup komprehensif dari sisi teknis, perhitungan potensi pasar, modal bisnis, hingga strategi bisnis. Hal ini membuat inovasi mereka mudah diimplementasikan di kemudian hari.

"Anak muda ini tinggal butuh pengalaman di lapangan, sehingga mereka memahami secara pasti rencana pengembangan inovasi mereka," ungkapnya.

Setelah melalui penyeleksian yang ketat, para panelis memutuskan tim Micro X sebagai pemenang pertama pada kategori ide. Mereka mengusung konsep "Bio CNG, Renewable Energy, Biomassa Based Resources". Disusul di urutan kedua oleh Chens Team dengan mengangkat ide "Pemanfaatan Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC) Berbahan Ekstrak Lumut".

Untuk juara pertama pada kategori ide mendapatkan uang tunai pembinaan sebesar Rp15 juta, juara kedua Rp10 juta dan tiga tim di posisi ketiga mendapatkan masing-masing Rp4 juta, yaitu tim Framework, Arunka-Tech, dan Drouse Corp.

Pada kategori prototipe, inovasi "Green (SITE) Fishery PV Charging Station with Freezer Smart Electric Fishing Boat" sanggup memukau para panelis dengan menyabet gelar juara pertama. Selanjutnya, "Pemanfaatan SIAB Hydropower dan SIAB Hydropanel Sebagai Sumber EBT Berbasis IoT" menempati posisi kedua.

Juara pertama di kategori ini mendapatkan uang tunai pembinaan sebesar Rp25 juta, kedua Rp17 juta, dan tiga tim di posisi ketiga akan mendapatkan masing-masing Rp7 juta, yaitu Elins Team, Petrik, dan PVTA.

"Selamat kepada para pemenang. Dua pemenang terbaik di masing-masing kategori akan kami ikutsertakan dalam G20 Youth Forum di Bali mendatang. Mereka akan mempresentasikan hasil ide dan inovasi mereka di hadapan pada peserta G20," jelas Agung.

Gelaran kompetisi transisi energi ini diselenggarakan dalam rangka perhelatan G20 Indonesia 2022 dan merupakan hasil kolaborasi antara Sustainable Energy For Indonesia's Advancing Resilience (SINAR)-USAID dan New Energy Nexus (NEX) serta dukungan dari PT Amman Mineral.

Sistem penjurian dilakukan secara ketat. Seluruh karya yang masuk akan dipilih 10 karya terbaik di masing-masing kategori untuk mengikuti proses sprint bootcamp untuk dibekali pengetahuan tambahan sebelum akhirnya terpilih sebagai pemenang.

Baca juga: ETWG diharapkan temukan terobosan transisi energi sebelum KTT G20
Baca juga: Dukung transisi energi, Suryanesia tawarkan rental panel surya
Baca juga: PLN gencar kampanye kendaraan listrik demi percepat transisi energi

 

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022