Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendorong transformasi di bidang teknologi kesehatan untuk membantu masyarakat mendapatkan pelayanan secara maksimal di dalam negeri tanpa harus pergi jauh ke luar negeri.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan RI dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD, Ph.D di Jakarta, Kamis.

“Kementerian Kesehatan melakukan berbagai macam hal, salah satu di antaranya melaksanakan transformasi kesehatan yang dibagi menjadi enam pilar, salah satunya transformasi teknologi kesehatan. Dalam hal ini peran teknologi kesehatan digunakan untuk melakukan transformasi bahwa pelayanan kesehatan maksimal dapat dilakukan di dalam negeri,” kata Dante.

Ia mengatakan bahwa kondisi pandemi COVID-19 telah memberi kesadaran pentingnya untuk melakukan resiliensi kesehatan secara total, termasuk terkait kemandirian di bidang kesehatan.

Baca juga: Kemenkes waspadai importasi Monkeypox dari negara tetangga

Dante menyebutkan saat ini tercatat sekitar 600 ribu hingga 1 juta orang berobat ke luar negeri untuk mendapatkan fasilitas layanan kesehatan. Biaya yang keluar dari pelayanan kesehatan ke luar negeri tersebut, lanjut Dante, berkisar antara 1 hingga 1,1 miliar dolar AS.

“Jadi bukan jumlah yang sedikit dan ini harus dilakukan modifikasi,” tuturnya.

Ia mengatakan bahwa teknologi terus berkembang secara progresif. Bahkan di dunia kedokteran, tata laksana dan metode pengobatan akan berubah setiap beberapa tahun.

Oleh sebab itu, Dante mengatakan perubahan ini harus diantisipasi dan dilakukan penyesuaian pelayanan kesehatan bisa berjalan secara maksimal.

Dante juga meminta agar perusahaan swasta di bidang kesehatan, seperti laboratorium klinik di Indonesia, untuk melakukan modifikasi mengingat pengembangan ilmu dan teknologi terus berkembang, misalnya pengobatan yang tepat (precision medicine) terkait dengan sistem genomik.

“Karena itu di masa yang akan datang pengobatan-pengobatan skala ini harus diadaptasi dan pembaruan keilmuan yang diberikan akan menjadi salah satu pendorong untuk melakukan transformasi di bidang kesehatan Indonesia,” katanya.

Dante berharap laboratorium lain di Indonesia mengembangkan model kerja sama dengan pelayanan kesehatan di luar negeri yang dapat mempermudah akses pasien antar-negara. Dengan begitu, tingkat kepercayaan dunia kepada layanan publik di Indonesia dapat meningkat karena memenuhi standar pelayanan secara internasional.

Baca juga: Imunisasi rutin tekan kasus hepatitis B dari risiko penularan ibu-anak

Baca juga: Kemenkes dorong T20 terlibat aktif perluas cakupan kesehatan semesta

Baca juga: Menkes segera kirim reagen cacar monyet ke BBLK Palembang

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022