Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggunakan pendekatan keluarga lewat iklan layanan masyarakat (ILM) sebagai salah satu upaya untuk memperkuat edukasi terkait kekerdilan pada anak (stunting) kepada keluarga Indonesia.

“Penanganan percepatan penurunan angka stunting harus dilakukan melalui pendekatan keluarga dan dimulai dari hulu,” kata Deputi Advokasi, Penggerakan dan Informasi BKKBN, Sukaryo Teguh Santoso dalam Peluncuran ILM "Cegah Stunting Itu Penting" yang diikuti di Jakarta, Senin.

Dalam upaya memutus mata rantai kejadian sekaligus mencegah terjadinya stunting di dalam keluarga, 1.000 Hari Kehidupan Pertama (HPK) menjadi masa penting dan efektif untuk melakukan berbagai bentuk penanganan percepatan penurunan stunting.

Baca juga: Edukasi keluarga masih jadi tantangan dalam pencegahan stunting

Salah satu penanganan yang dapat dilakukan, yakni dengan peningkatan edukasi terkait stunting pada keluarga. Teguh menuturkan pendekatan keluarga harus dilakukan, bahkan sebelum anak memasuki 1.000 HPK dengan menyasar calon pengantin, ibu hamil dan ibu menyusui, usia di bawah dua tahun (baduta) hingga usia di bawah lima tahun (balita).

Sebagaimana Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 terkait percepatan penurunan stunting yang mengamanatkan penanganan harus dilakukan secara pentaheliks, BKKBN telah meluncurkan iklan layanan masyarakat yang dibuat bersama dengan Danone Indonesia.

ILM memuat edukasi mengenai pentingnya pemberian gizi dan tablet tambah darah bagi ibu hamil, pemantauan tumbuh kembang anak di Posyandu, pemberian lingkungan layak huni dengan jamban dan air bersih yang tersedia bagi anak, hingga kasih sayang keluarga yang seharusnya dijalankan dalam delapan fungsi keluarga.

Menurut Teguh, peningkatan edukasi yang dilakukan dengan pendekatan keluarga dapat menciptakan terjadinya perubahan perilaku dalam masyarakat, sehingga pemberian asupan gizi anak maupun pola asuh yang baik dalam keluarga dapat diterapkan secara optimal.

Baca juga: BKKBN: Seribu hari pertama kehidupan krusial dalam pencegahan stunting

Ia berharap melalui ILM yang dibuat bersama Danone Indonesia, bisa disebarluaskan dan mendobrak kebiasaan-kebiasaan yang masih menjadi mitos dalam masyarakat agar negara dapat memiliki penerus yang sehat, cerdas dan unggul.

“Saya, sekali lagi mengajak semua pihak, khususnya pihak swasta dan seluruh awak media untuk terus berkolaborasi dalam upaya percepatan penurunan angka stunting agar cita-cita menuju generasi emas Indonesia di tahun 2045 dapat tercapai,” kata Teguh.

VP General Secretary Danone Indonesia Vera Galuh Sugijanto menyebut ILM yang dibuat telah disesuaikan dengan kondisi keluarga Indonesia. Selain itu, terdapat enam pesan kunci yang telah dikemas dengan cukup sederhana.

Proses pembuatan ILM melalui berbagai rangkaian tahapan pemeriksaan oleh para ahli, seperti Kementerian Kesehatan dan Tim Sekretaris Wakil Presiden RI.

Baca juga: BKKBN: Bidan berperan dalam penurunan stunting

Baca juga: BKKBN jangkau daerah terpencil bangun digitalisasi cegah stunting


Vera berharap ILM dapat mengubah perilaku dan pola asuh dalam keluarga ke arah yang lebih baik, serta kolaborasi yang terjalin dengan berbagai pihak dapat terus ditingkatkan dan dijaga guna mencapai target pemerintah menurunkan angka stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024.

“Kami Danone Indonesia sebagai salah satu mitra pemerintah, khususnya dalam program penanggulangan stunting, berharap Inisiatif ini juga menjadi inspirasi, katalisator baru, bagaimana perilaku masyarakat bisa berubah untuk mendukung program pemerintah dalam penanganan stunting,” kata Vera.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022