Arab Saudi adalah penerima terbesar investasi China selama periode tersebut, dengan sekitar 5,5 miliar dolar AS,
Shanghai (ANTARA) - Pengeluaran keuangan dan investasi China di negara-negara Belt & Road atau Sabuk dan Jalan turun sedikit pada semester pertama dibandingkan setahun sebelumnya, tanpa proyek batu bara baru dan investasi di Rusia, Mesir, dan Sri Lanka jatuh ke nol, penelitian baru menunjukkan.

Arab Saudi adalah penerima terbesar investasi China selama periode tersebut, dengan sekitar 5,5 miliar dolar AS, menurut Green Finance and Development Center (GFDC) yang berbasis di Shanghai dalam penelitian yang diterbitkan pada Minggu (24/7/2022).

Total pembiayaan dan investasi mencapai 28,4 miliar dolar AS selama periode tersebut, turun dari 29,6 miliar dolar AS setahun sebelumnya, sehingga total pengeluaran kumulatif Sabuk dan Jalan menjadi 932 miliar dolar AS sejak 2013, kata GFDC.

Baca juga: Xinjiang tarik investasi 355 miliar yuan paruh pertama 2022

Presiden Xi Jinping meluncurkan Inisiatif Sabuk dan Jalan pada tahun 2013 yang bertujuan untuk memanfaatkan kekuatan China dalam pembiayaan dan pembangunan infrastruktur guna "membangun komunitas luas yang memiliki kepentingan bersama" di seluruh Asia, Afrika, dan Amerika Latin.

Tapi proyek itu telah berada di bawah pengawasan ketat untuk beban utang yang ditempatkan di negara-negara tersebut dan isu-isu lain seperti degradasi lingkungan. Beberapa negara juga telah menegosiasikan kembali proyek investasi mereka dengan China, menyoroti risiko utang.

Tidak ada proyek batu bara baru yang mendapat dukungan China selama periode tersebut setelah janji yang dibuat di Majelis Umum PBB oleh Xi September lalu untuk mengakhiri pembiayaan batu bara luar negeri.

Namun, pengembang China memenangkan tawaran untuk membangun pembangkit listrik termal di Indonesia pada Februari, dan masih ada 11,2 gigawatt kapasitas yang telah mendapatkan pembiayaan meskipun belum memulai konstruksi, menurut GFDC, bagian dari Universitas Fudan Shanghai.

Baca juga: Nilai investasi aset tetap China naik 6,1 persen pada paruh awal 2022

China terus memberikan dukungan untuk proyek bahan bakar fosil lainnya di negara-negara Sabuk dan Jalan, dengan minyak dan gas mencapai sekitar 80 persen dari investasi energi luar negeri China dan 66 persen dari kontrak konstruksinya, kata GFDC.

Keterlibatan dalam proyek-proyek gas mencapai 6,7 miliar dolar AS pada semester pertama, dibandingkan dengan 9,5 miliar dolar AS sepanjang tahun lalu, katanya.

Transaksi energi hijau dan tenaga air turun 22 persen dari tahun sebelumnya. Investasi naik menjadi 1,4 miliar dolar AS dari 400 juta dolar AS, tetapi pengeluaran konstruksi terkait energi hijau turun menjadi 1,6 miliar dolar AS, kurang dari setengah tingkat tahun sebelumnya.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022