Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Inventor Indonesia (AII) menyatakan inventor memiliki kreativitas tak terbatas dan inteligensi kreatif, sehingga harus mampu memperkirakan kebutuhan inovasi dan teknologi di masa depan.

"Inventor itu harus bisa memperkirakan sekian tahun yang akan datang apa yang dibutuhkan, dari situ dia bekerja sekarang, karena tidak bisa kan sebulan dua bulan dia (inventor) melakukan invensi, dia perlu waktu," kata Ketua Umum AII, Didiek Hadjar Goenadi kepada wartawan dalam diskusi di Jakarta, Senin.

Baca juga: AII tawarkan BRIN kerja sama komersialisasi invensi dan inovasi

Didiek tidak ingin invensi yang diciptakan inventor sudah tidak bermanfaat begitu kegiatan penelitian selesai dan menghasilkan invensi, karena ada teknologi lain yang muncul dan lebih canggih.

"Jangan asal membuat penelitian menghasilkan invensi, kemudian ditawar-tawarkan, padahal belum tentu itu memiliki potensi pasar yang cukup," ujarnya.

Dalam melakukan kegiatan riset untuk menghasilkan invensi, inventor harus bisa menjawab persis manfaat dan sasaran pengguna, sehingga invensinya nanti layak dikomersialkan.

"Kalau tidak bisa menjawab itu, jangan lakukan invensi, itu percuma, karena tidak bisa memberikan satu manfaat ekonomi," tuturnya.

Baca juga: AII jembatani inventor dan investor manfaatkan inovasi sawit

Baca juga: Inventor 'GeNose' memperoleh penghargaan Anugerah UGM 2020


Didiek menuturkan inventor juga harus melakukan penelitian untuk menjawab kebutuhan pasar atau berdasarkan permintaan pasar, sehingga invensi atau inovasi yang dihasilkan berpotensi besar dikomersialisasikan.

Oleh karenanya, sebelum melakukan penelitian, inventor harus sudah berpikir untuk menghasilkan teknologi yang mampu menciptakan kegiatan ekonomi, sehingga bisa merawat teknologinya dengan perlindungan paten, karena paten membutuhkan biaya pemeliharaan.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022