Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan mendorong penguatan mitigasi bencana sebagai tindak lanjut dari tujuh rekomendasi hasil pertemuan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ketujuh di Bali pada 23-28 Mei 2022.

“Penguatan mitigasi kebencanaan sangat diperlukan sebagai tindak lanjut GPDRR,” kata Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah dan Penanggulangan Bencana Kemenko PMK Letjen TNI (Purn) Sudirman dalam wawancara virtual bersama ANTARA di Jakarta, Rabu.

Ia menjelaskan penguatan mitigasi bencana, antara lain membangun budaya siaga, antisipatif, responsif dan adaptif melalui edukasi dan sistem pendidikan yang tangguh bencana untuk mewujudkan resiliensi berkelanjutan, mendorong pelibatan yang bermakna untuk kelompok-kelompok berisiko tinggi terutama untuk anak-anak dan penyandang disabilitas serta lanjut usia, membangun infrastruktur yang tangguh bencana dan iklim, serta perlindungan sosial untuk kelompok rentan.

Baca juga: Pelaku pariwisata siapkan mitigasi bencana

Selain itu, mendorong inovasi dan teknologi melalui kemitraan, akses pendanaan, transfer teknologi dan menciptakan mekanisme berbagi data dan informasi yang mudah diakses, dapat diandalkan dan inklusif, serta mengimplementasikan kesepakatan di level global yang tertuang dalam rekomendasi GPDRR di Tanah Air hingga level lokal.

Hal tersebut, kata Sudirman, sesuai dengan tujuh rekomendasi yang dihasilkan dalam GPDRR, yakni transformasi mekanisme tata kelola pengurangan risiko bencana yang diintegrasikan dengan pencapaian agenda 2030, mendorong perubahan sistemik untuk memastikan pembiayaan dan investasi dalam program mitigasi, menghormati kesepakatan COP26, menerapkan pendekatan partisipatif dalam program mitigasi.

Selain itu, pengembangan sistem peringatan dini, pembelajaran transformatif dari pandemi COVID-19, dan pelaporan yang komprehensif terhadap target kerangka Sendai.

“Mitigasi kebencanaan dapat dikatakan menjadi benang penghubung dari seluruh rekomendasi yang dihasilkan dalam GPDRR. Mitigasi memang merupakan hal yang sangat penting mengingat kondisi geografis Indonesia yang terletak di “ring of fire” sehingga rentan dengan risiko bencana," katanya.

Baca juga: "Bahaya Seram" dan upaya bangun ketangguhan hadapi bencana
Baca juga: Delegasi asing GPDRR belajar kearifan lokal Bali hadapi bencana
Baca juga: GPDRR buktikan kepemimpinan Indonesia dalam agenda kebencanaan dunia

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022