Jayapura, Papua (ANTARA) - SMA Gabungan Kota Jayapura, Papua melakukan kolaborasi antarsejumlah guru mata pelajaran untuk membuat modul ajar dalam rangka mengatasi masalah perundungan.

“Untuk semua mata pelajaran terkait perundungan mereka buat modul supaya indikator jelas di situ,” kata Kepala SMA Gabungan Sandra Titihalawa saat ditemui sejumlah wartawan bersama perwakilan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi di Kota Jayapura, Papua, Selasa.

Sandra menuturkan perundungan banyak terjadi di media sosial, yakni sebesar 70-80 persen. Beberapa masalah perundungan itu kemudian disampaikan ke sekolah. Sekolah memfasilitasi untuk mengatasi masalah perundungan tersebut.

 

Untuk itu, kepala sekolah dan guru di SMA Gabungan duduk bersama untuk mengatasi perundungan dan mencegah terjadinya perundungan ke depannya.

Guru-guru dari sejumlah mata pelajaran berdiskusi dan berkolaborasi untuk membuat modul ajar dan program kegiatan pembelajaran untuk menerjemahkan dan menekankan upaya mencegah perundungan ke dalam tiap kegiatan pembelajaran di masing-masing mata pelajaran.

“Beberapa guru duduk komunikasi internal untuk perundungan terkait beberapa pelajaran ada PKN, Agama, Bahasa Indonesia, mereka berkolaborasi,” ujar Sandra.

Misalnya, dari mata pelajaran Agama, siswa mengetahui bahwa perundungan tidak baik dan tidak boleh dilakukan. Dari mata pelajaran Bahasa Indonesia, siswa dapat menggunakan bahasa yang baik dan sopan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di media sosial.

Baca juga: UI dan Kemendikbudristek kerja sama cegah perundungan dan kekerasan

Untuk membuat pelajaran menarik dan mengeksplor pemahaman siswa tentang perundungan, siswa diminta membuat produk pelajaran sesuai dengan potensi dan minat siswa berupa poster, puisi, cerpen atau drama.

Melalui modul ajar yang terkait satu sama lain dari tiap mata pelajaran dengan proses pembelajaran yang menarik dan berorientasi kepada pengembangan potensi siswa, diharapkan para siswa tidak melakukan perundungan dan aktif mencegah perundungan serta memelihara saling menghormati dan peduli di antara sesama.

 

Baca juga: LPSK khawatir banyak korban asusila alami perisakan

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022