Dengan meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap inflasi, bank sentral AS akan bertindak lebih agresif untuk menekan laju inflasi AS ke level target 2 persen. Saat ini laju inflasi AS di kisaran 8 persen
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi masih bergerak melemah, dibayangi isu inflasi global.

Rupiah pagi ini bergerak melemah 14 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp14.581 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.567 per dolar AS.

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Jumat, mengatakan, rupiah mungkin masih lanjut tertekan terhadap dolar AS hari ini.

"Isu inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang melambat masih menjadi isu negatif untuk rupiah dan nilai tukar emerging market lainnya," ujar Ariston.

Ariston menyampaikan lockdown atau penguncian kembali di beberapa wilayah di kota Shanghai (China) menambah sentimen negatif di pasar keuangan.

Baca juga: Dolar menguat jelang rilis inflasi AS, euro jatuh pasca-pertemuan ECB

Indeks saham Asia juga terlihat bergerak negatif di pembukaan perdagangan bursa.

Selain itu, lanjut Ariston, sentimen kenaikan suku bunga acuan agresif bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), juga masih membebani rupiah dan nilai tukar lainnya terhadap dolar AS.

"Dengan meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap inflasi, bank sentral AS akan bertindak lebih agresif untuk menekan laju inflasi AS ke level target 2 persen. Saat ini laju inflasi AS di kisaran 8 persen," kata Ariston.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak melemah ke level Rp14.600 per dolar AS dengan support di level Rp14.500 per dolar AS.

Pada Kamis (9/6) lalu, rupiah ditutup melemah 75 poin atau 0,52 persen ke posisi Rp14.567 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.492 per dolar AS.

Baca juga: Dolar menguat di Asia, pasar tunggu data inflasi AS untuk isyarat Fed
Baca juga: Harga emas merosot, tertekan penguatan dolar jelang data inflasi AS


 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022