Jambi, (ANTARA News) - Cagar alam hutan bakau (Mangrove) di wilayah pantai timur Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi terancam kelestarian akibat penebangan kayu bakau yang hinggi terus berlangsung. Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi, Ir Maraden Purba di Jambi, Sabtu (4/3) mengatakan, kelestarian cagar alam yang memiliki kekayaan biota laut dan satwa-satwa langka seperti harimau Sumatera dan tapir itu, karena masyarakat pantai hingga kini masih menebang kayu bakau untuk dijadikan kayu bakar dan pembuatan arang. Penebangan kayu bakau untuk bahan bakar dan arang itu sebenarnya tidak seimbang dengan manfaat dan nilai ekologis yang diberikan hutan bakau yang terbentang di wilayah pantai timur seluas 60.000 Ha itu. Harga arang produksi masyarakat setempat hanya Rp1.000 per kilogram, sehingga dinilai tidak seimbang dengan nilai ekologis dan manfaat bakau yang diberikan bagi kehidupan manusia untuk menyangga dan kelestarian lingkungan. Hutan bakau di wilayah itu selama ini menjadi penyangga untuk menahan derasnya gelombang air laut dari Selat Berhala dan Laut Cina Selatan dan pengikisan pantai (abrasi), serta memiliki potensi perikanan laut yang dimanfaatkan para nelayan. Cagar alam tersebut juga memberi arti penting dan banyak manfaat bagi kehidupan manusia, sehingga masyarakat setempat harus menyadari perbuatannya dengan menghentikan penebangan kayu bakau agar kawasan cagar alam tersebut tetap lestari.(*)

Copyright © ANTARA 2006