Jakarta (ANTARA) - Menteri luar negeri (Menlu) baru Pakistan Bilawal Bhutto Zardari menyampaikan harapannya kepada Xinhua pekan ini untuk lebih membuka potensi ekonomi kedua negara, seraya menyoroti bahwa model pembangunan ekonomi China merupakan contoh bagi seluruh dunia.

TELADAN PEMBANGUNAN CHINA

Dalam wawancara di sela-sela acara Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF), Bilawal Bhutto Zardari memuji perkembangan hubungan Pakistan-China berkat sejumlah inisiatif baru, seperti Koridor Ekonomi China-Pakistan (China-Pakistan Economic Corridor/CPEC) dan Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) yang diusulkan oleh China.

"Saya berharap generasi kita akan menambahkan dan berkontribusi pada hubungan antara China dan Pakistan," katanya.

Zardari yang berusia 33 tahun dan menjadi salah satu menteri luar negeri termuda di dunia ini merupakan putra mantan perdana menteri Pakistan Benazir Bhutto dan mantan presiden Asif Ali Zardari. Zardari mulai menjabat pada 27 April tahun ini.

Zardari memuji pembangunan ekonomi China dalam sepuluh tahun terakhir karena telah memastikan bahwa pertumbuhan ekonominya menguntungkan kelompok yang lebih rendah dalam piramida ekonomi, alih-alih hanya kelompok elite.

"Cara pencapaian China patut diteladani. Ini adalah contoh yang tidak hanya untuk kami, tetapi juga bagi dunia," ujarnya.

Maret lalu, Presiden Pakistan Arif Alvi bertemu dengan Anggota Dewan Negara sekaligus Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Islamabad guna membahas kerja sama bilateral.

"Saya pikir ada banyak hasil positif dari keterlibatan kami dengan menteri luar negeri China," tegas Zardari.

Menanggapi usulan Presiden China Xi Jinping untuk "membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia," Zardari mengatakan bahwa hal itu adalah "arah pembicaraan yang perlu diambil di masa depan."

"Presiden China jelas menunjukkan kepemimpinan di bidang ini," lanjutnya.
 
  


KERJA SAMA PERDAGANGAN DAN INVESTASI

Diluncurkan pada 2013, CPEC merupakan proyek unggulan BRI yang diusulkan China, yang berfokus pada kerja sama di bidang infrastruktur, terutama untuk pembangunan proyek energi dan transportasi di Pakistan.

Dengan investasi di jaringan transportasi modern Pakistan, termasuk sejumlah jalan dan jalur kereta api, proyek energi, pelabuhan, dan zona ekonomi khusus, CPEC menawarkan potensi bagi Pakistan untuk mendorong pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

"Kami sangat ingin meningkatkan perdagangan bilateral dan investasi lebih jauh lagi. CPEC kini memasuki fase baru dan kami sedang membahas tentang zona ekonomi khusus dan zona industri," kata Zardari.

Zardari menyampaikan harapannya terhadap seluruh proyek CPEC di Pakistan untuk "mempercepat langkah dan momentum," seraya mencatat bahwa energi ramah lingkungan adalah prioritas strategis untuk investasi masa depan di sepanjang koridor kerja sama tersebut.

"Kami ingin lebih mendiversifikasi portofolio energi kami serta meningkatkan kontribusi energi ramah lingkungan, seperti angin, air, dan tenaga surya," katanya.

Berbicara tentang masalah keamanan, seperti serangan bunuh diri, Zardari berjanji akan memperluas cakupan keamanan, termasuk bagi warga negara China CPEC dan non-CPEC di Pakistan.

"Kami tidak akan membiarkan kekuatan musuh yang memiliki rencana jahat terhadap CPEC atau terhadap hubungan Pakistan-China untuk berhasil," katanya.
 
 


DIALOG DAN DIPLOMASI DIBUTUHKAN UNTUK PERDAMAIAN

Zardari menekankan bahwa dia juga ingin melakukan lebih banyak kerja sama dengan China dalam upaya meredakan ketegangan geopolitik global.

"Saya sangat berharap dan berdoa agar para pemimpin negara di seluruh dunia dapat melihat kebijaksanaan dalam dialog dan diplomasi guna mengejar perdamaian untuk menyelesaikan konflik, alih-alih memperburuk konflik," katanya.

Gambaran ekonomi global terlihat "cukup suram" karena adanya pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung, dampak perubahan iklim, serta krisis pangan yang dipicu oleh konflik Ukraina, lanjut sang menteri.

"Sejarah akan mencatat (hal berikut) pada saat umat manusia menghadapi ancaman eksistensial ini: Apa yang telah kita lakukan? Apakah kita bersatu sebagai umat manusia dan bersama-sama memerangi tantangan ini?" katanya. 
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022