Ketiganya merupakan kepala daerah yang daerahnya dilalui jalur kereta api yakni Bupati Maros Chaidir Syam Bupati Pangkep Muh Yusran Lalogau dan Bupati Barru Suardi Saleh.
Makassar (ANTARA) - Tiga bupati melaporkan kepada Menhub Budi Karya Sumadi dan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman terkait pembebasan lahan warga di wilayah masing-masing yang terkena proyek pembangunan rel kereta api  sudah rampung.

Ketiganya merupakan kepala daerah yang daerahnya dilalui jalur kereta api yakni Bupati Maros Chaidir Syam Bupati Pangkep Muh Yusran Lalogau dan Bupati Barru Suardi Saleh.

Muhammad Yusran Lalogau dalam keterangannya di Makassar, Sabtu mengatakan capaian 100 persen pembebasan lahan.

Seperti yang disampaikan gubernur terdapat lahan milik Pemda yang harus dilepaskan atau diserahkan ke Balai Perkeretaapian.

"Insya Allah sebentar akan saya serahkan pada Balai untuk ditindaklanjuti, jadi aset-aset Pemda khusunya di kabupaten kami, sudah terselesaikan semua," ucapnya.

Sedangkan Bupati Maros Chaidir Syam, melaporkan di Maros persoalan pembebasan lahan juga sudah tuntas.

"Kami di kabupaten Maros untuk persoalan lahan sudah tuntas, sudah clear semuanya dan kita senangnya seluruh Forkopimda Provinsi dan seluruh komponen ini terus turun bersama dan semuanya terselesaikan semuanya, sehingga pembangunan sudah berjalan," ujarnya.

Demikian juga dengan Bupati Barru, Suardi saleh menyampaikan koordinasi intens dengan Pemprov dan Balai Perkeretaapian persoalan Pembebasan lahan dapat diselesaikan dan tidak ada masalah saat ini.

Menteri Perhubungan pun mengapresiasi hal ini dan berkat langkah koordinasi yang dilakukan termasuk bersama Pemprov Sulsel.

"Ini (pembebasan lahan) sudah aman, ini gubernurnya top, bupatinya top, kita kolaborasi insyaallah bulan Oktober (2022) operasional," kata Budi Karya Sumadi.

Budi Karya Sumadi menyebutkan, pertemuan ini sebagai tanda kerjasama yang baik dan dirinya sebagai menteri uang membantu presiden memastikan proyek ini berjalan dengan baik.

“Untuk kereta Api Makassar-Parepare, saya sudah enam tahun mengawal proyek itu dengan segala duka dan dukanya. Alhamdulillah, kerjasamanya makin baik. Target pertama kita mengoperasikan kereta penumpang sejauh 70 KM (Maros ke Barru),” sebutnya.

Kedua, target sebagai kereta logistik, diharapkan dapat beroperasi tahun 2023. Untuk pengangkutan logistik misalnya, semen baik dalam kebutuhan produksinya yang membutuhkan batu bara untuk pembakaran dan juga pengangkutan semen ke pelabuhan.

Lintasannya, Maros - Pangkep - Barru (Pelabuhan Garongkong). Pelabuhan Garongkong akan dikelola oleh PT Pelindo, sedangkan kereta api oleh PT KAI bekerjasama dengan perusahaan daerah (Perseroda).

Adapun jalur kereta api Makassar-Parepare ini ditargetkan rampung 2024.

Sementara, Direktur Utama PT KAI (Persero) Didiek Hartantyo, menyatakan bahwa kunci keberhasilan sistem kereta api adalah integrasi dan konektivitas. Maka akses ke stasiun perlu dibuka dan integrasi antara moda harus dibangun. Karena penumpang kereta api datang dan pergi ke stasiun dengan menggunakan moda transportasi yang lain.

“Ini kalau sudah terbentuk akan membangun value bagi masyarakat dan akan mempunyai impact (dampak) secara ekonomi. Termasuk untuk angkutan darat, integrasi dengan kawasan, baik itu pabrik atau pelabuhan. Dengan konektivitas tersebut akan mengurangi biaya laoding sehingga sebagai angkutan barang akan efisien,” sebutnya.

Sedangkan, Direktur Strategi PT Pelabuhan Indonesia (Persero), Prasetyo menyampaikan, Pelindo telah melakukan perencanaan terkait fasilitas atau peralatan yang akan dioperasikan di Pelabuhan Garongkong begitu mendapatkan pelimpahan pengoperasian dari Kemenhub.

Juga telah menyusun program investasi baik itu jangka pendek, tengah dan jangka panjang. Sehingga sangat potensial untuk mengintegrasikan antara Pelabuhan Garongkong, Makassar dan Parepare.
Baca juga: Proyek KA Sulsel jalur Maros-Barru ditarget beroperasi Oktober 2022
Baca juga: Menhub: Proyek KA Makassar-Parepare contoh pendanaan kreatif non APBN
Baca juga: PP: Proyek KA Makssar-Parepare bakal percepat pertumbuhan ekonomi

 

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022