Jakarta (ANTARA) - Kasus dugaan penganiayaan oleh pengemudi Mitsubishi Pajero berwarna hitam terhadap pengemudi Toyota Yaris di Gerbang Tol Tomang, Jakarta Barat, berakhir damai setelah dimediasi oleh Polda Metro Jaya.

"Setelah dilakukan pemanggilan, dilakukan mediasi keduanya sepakat berdamai sehingga polisi melakukan restorasi justice terhadap kasus ini," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan di Jakarta, Senin.

Baca juga: Polrestro Jakbar tangani kasus kekerasan di Pintu Tol Tanjung Duren

Zulpan mengungkapkan kasus tersebut bisa diselesaikan setelah pengemudi Yaris yang bernama Yohanes melaporkan kejadian tersebut ke Polda Metro Jaya pada Minggu malam (22/5).

Atas laporannya, pihak kepolisian kemudian mencari pengemudi Pajero yang kemudian diketahui bernama William.

Polda Metro Jaya melalui Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya memediasi dengan mempertemukan Yohanes dan William. Setelah dilakukan dialog Yohanes setuju untuk mencabut laporan dan menyelesaikan perkara tersebut secara kekeluargaan.

"Tidak dilanjutkan ke ranah hukum," ujar Zulpan.

Pada kesempatan terpisah, Yohanes sebagai pelapor mengapresiasi kepada Polda Metro Jaya yang bekerja cepat dan profesional dalam menangani laporannya.

Baca juga: Korban penganiayaan pengemudi Pajero di GT Tomang lapor ke Polda Metro

"Saya Yohanes, di sini saya sebagai pihak pelapor dari kejadian yang viral kemarin. Saya ingin berterima kasih kepada Ditreskrimum Polda Metro Jaya, karena sudah membantu dalam menyelesaikan permasalahan ini secara damai dan seluruh masalah nya sudah kita selesaikan benar-benar secara damai dan sudah baikkan," ujar Yohanes.

Pada kesempatan yang sama, William selaku terlapor juga menyebutkan pihak kepolisian telah membantu menyelesaikan kasusnya dengan Yohanes secara restorative justice.

"Saya Wiliam, saya berterima kasih pada Polda Metro Jaya karena telah membantu saya dengan cepat berdamai dengan saudara Yohanes," ujarnya.

William pun menegaskan bahwa kejadian tersebut hanya salah paham antara keduanya tanpa ada niat untuk melakukan tindakan kejahatan.

Dia juga mengatakan pasca viralnya video cekcok antara dirinya dengan Yohanes, dirinya dan keluarganya juga sempat mendapat doxing dari warganet.

"Keluarga sempat dicari cari sama netizen, terus keluarga juga dicari profesi orang tua apa, perusahaan saya bekerja di bidang apa, sebenarnya itu hal yang enggak penting
Kita juga enggak ada tindakan kriminal, atau saya ada melakukan tindakan kriminal, tapi sampai dicari sebegitunya. Sampai dulu kuliah dimana, saya pernah ngapain aja di Amerika," ujarnya.

Baca juga: Penyidik sita dana Viral Blast Rp1,5 miliar dari 3 klub bola

Kuasa hukum Yohanes, Michael Pardede, juga berharap agar warganet bisa menghargai pilihan Yohanes untuk mencabut laporannya dan berdamai, seraya menambahkan bahwa keputusan tersebut diambil tanpa tekanan dari pihak manapun.

"Pada intinya ini sudah berdamai, tolong hormati hukum yang berjalan. Tolong netizen hormati juga klien kami. Kalau memang terus, bisa kami laporan lagi tapi kan kami cinta damai, cukup sampai di sini. Dari korban sendiri juga sudah damai enggak ada paksaan, tolong hormati," ungkap Michael.

Sebagai informasi, kasus ini berawal dari video viral di sosial media Instagram yang memperlihatkan seorang pengemudi mobil yang diduga ugal-ugalan saat melintas di Tol Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Kemudian saat berada di pintu tol Tomang, kendaraan Toyota Yaris itu tak memberikan jalan hingga terjadi penghadangan.

Pengemudi Pajero turun dari mobilnya dan kemudian menarik kaos pemilik kendaraan Toyota Yaris.

Pria berkacamata yang kemudikan Yaris tak melakukan perlawanan hanya mengangkat kedua tangannya.

Setelah memaki, pengemudi Pajero itu kemudian melepas cekikan kaos dan meninggalkan lokasi tersebut.

Baca juga: Video viral perampokan di Jakut adalah penggerebekan narkoba

Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022