Kami melihat ini lebih merupakan proses penyesuaian pasar dan bukan mencerminkan pelemahan fundamental ekonomi Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Katarina Setiawan menyatakan Indonesia akan mengalami penyesuaian pasar setelah suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed) naik.

“Kami melihat ini lebih merupakan proses penyesuaian pasar dan bukan mencerminkan pelemahan fundamental ekonomi Indonesia,” katanya di Jakarta, Selasa.

Katarina menyebutkan setelah The Fed menaikkan suku bunga acuannya memang terdapat koreksi tajam di berbagai pasar utama dunia mendorong penurunan pasar finansial pada hari pertama perdagangan yaitu 9 Mei 2022.

Sebagai contoh, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 4,42 persen, LQ45 turun 5,48 persen dan Rupiah melemah hingga 0,8 persen sejak penutupan pada 4 Mei 2022.

Meski demikian, ia menegaskan hal tersebut lebih merupakan proses penyesuaian pasar dan bukan mencerminkan pelemahan fundamental ekonomi Indonesia. Hal itu lantaran data-data terkini menunjukkan fundamental yang masih solid untuk menopang pemulihan dan melanjutkan pembukaan ekonomi pada tahun ini.

Terlebih lagi, menurut Katarina, Indonesia mendapatkan manfaat dari penguatan harga komoditas serta adanya neraca perdagangan yang surplus sebesar 9,3 miliar dolar AS pada kuartal pertama 2022.

Hal itu mendorong cadangan devisa untuk naik ke 139 miliar dolar AS setara dengan tujuh bulan impor dan pembayaran utang pemerintah.

PDB Indonesia pun mampu tumbuh persen 5,01 persen pada kuartal I-2022 dan PDB riil telah melampaui tingkat PDB riil sebelum pandemi.

Sebelumnya, pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 4 Mei 2022 memutuskan kenaikan suku bunga Fed funds rate sebesar 50 basis poin (bps) seiring adanya penurunan tingkat pengangguran yang substansial dan inflasi yang masih sangat tinggi.

FOMC juga melihat perang Rusia dan Ukraina serta kebijakan isolasi COVID-19 di China sebagai risiko lain yang dapat meredam aktivitas ekonomi dan meningkatkan inflasi.

Selain penurunan suku bunga, FOMC turut mengumumkan pada Juni mendatang akan mulai mengurangi neracanya sehingga akan ada pengurangan likuiditas di pasar domestik AS.

Pengurangan yang diawali sebesar 47,5 miliar dolar AS per bulan akan ditingkatkan satu kuartal kemudian menjadi 95 miliar dolar AS per bulan.

“Kenaikan suku bunga sebesar 50 bps ini sesuai konsensus perkiraan pasar,” ujar Katarina.

Baca juga: MAMI prediksikan inflasi RI 2022 capai 4,4 hingga 4,8 persen
Baca juga: Rupiah diproyeksikan masih akan dibayangi kenaikan suku bunga The Fed
Baca juga: IHSG usai libur panjang melemah tertekan kenaikan suku bunga The Fed

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022