Kemenhub bisa bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam menyiapkan armada untuk warganya pulang kampung dan atau pihak swasta
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi V DPR RI Toriq Hidayat menyatakan pemerintah perlu menambah jumlah bus mudik gratis sebagai langkah evaluasi dalam mengantisipasi kenaikan harga tiket bus yang kerap terjadi pada periode mudik lebaran.

"Kenaikan harga tiket pasti akan terjadi ketika permintaan meningkat sedangkan jumlah bus yang beroperasi tidak bertambah," kata Toriq Hidayat dalam rilis di Jakarta, Minggu.

Namun, Toriq Hidayat mencemaskan ketidakmampuan untuk memastikan aturan tarif batas atas dan bawah dipatuhi oleh perusahaan otobus (PO), sehingga ujung-ujungnya masyarakat yang menjadi korban.

Toriq memahami alasan kenaikan harga tiket tersebut oleh PO. Salah satunya untuk menutup biaya operasional, bus yang berangkat mengantar pemudik ke daerah tujuan sering kali kosong ketika balik.

Namun, dia tidak ingin PO menaikkan harga semaunya hingga melebihi batas tarif atas.

“Oleh karenanya, saya minta agar Kemenhub melakukan upaya untuk menjamin hal tersebut tidak terjadi. Salah satunya terus-menerus melakukan sidak ke setiap terminal utama dan terminal bayangan selama mudik," katanya.

Untuk itu, ujar dia, Kemenhub harus menambah kuota armada bus program mudik gratis pada Lebaran tahun 2022.

Ia berpendapat bahwa jumlah 686 armada bus yang disewa Kemenhub untuk keperluan program mudik masih sangat kurang dibanding perkiraan jumlah pemudik.

“Kemenhub bisa bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam menyiapkan armada untuk warganya pulang kampung dan atau pihak swasta. Saya yakin upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka membantu masyarakat kecil dan menengah mudik, akan diapresiasi oleh mereka," katanya.

Apalagi, ia mengingatkan bahwa saat ini kondisi perekonomian masih belum pulih benar.

Sebagaimana diwartakan, kenaikan harga tiket bus Antarkota Antarprovinsi (AKAP) di Terminal Pulo Gebang terjadi sejak H-14 Lebaran 2022, kata Koordinator Satuan Pelaksana Operasional dan Kemitraan Terminal Pulo Gebang Hendra Kurniawan.

"Jadi, itu sudah dimulai dari minggu ketiga di bulan April. Artinya, H-14 sudah dinaikkan oleh mereka (perusahaan otobus/PO). Ada yang naik sekitar minimal 40 persen sampai dengan 80 persen," kata Hendra Kurniawan di Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur, Senin (25/4).

Namun, tambahnya, sejumlah PO menaikkan harga tiket secara bertahap, sehingga tidak langsung naik 80 persen.

"Ya memang rata-rata beberapa PO yang ada di Terminal Pulo Gebang sudah menaikkan harga tiket secara bertahap. Jadi tidak langsung, misal tidak langsung 80 persen. Sejak H-14 sudah mengalami kenaikan walaupun kenaikannya secara bertahap tidak langsung besar," katanya.

Alasan kenaikan harga tiket tersebut, lanjutnya, dilakukan salah satunya untuk menutup biaya operasional PO tersebut.

Baca juga: Penumpang keluhkan kenaikan harga tiket bus di Kampung Rambutan
Baca juga: Penumpang diharapkan beli tiket bus secara daring demi hindari calo
Baca juga: Pelni berangkatkan pemudik motor gratis

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022