Davao, Filipina (ANTARA News) - Pemberontak komunis di Filipina telah membebaskan empat sipir penjara yang mereka sandera dua bulan lalu, tindakan yang diharapkan akan membantu meredakan ketegangan dalam pembicaraan damai dengan pemerintah.

Keempat sipir penjara itu, ditangkap oleh pemberontak Tentara Rakyat Baru (NPA) pada 21 Juli lalu, diserahkan pada Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di kota Magpet yang terpencil di pulau Mindanao di Filipina selatan, kata seorang juru bicara NPA.

Keempat orang itu dibebaskan karena "alasan kemanusiaan" dan semuanya sehat, kata juru bicara NPA Rubi del Mundo, Sabtu, dalam sebuah pernyataan yang dirilis AFP.

"Hari ini Tentara Rakyat Baru telah melakukan pembebasan empat tawanan perangnya dengan aman dan rapi sesuai dengan keputusan politik yang dicapai oleh Front Demokratik Nasional," kata del Mundo. Front Demokratik Nasional adalah sayap politik pemberontak itu.

Walikota Magpet Efren Pinol mengatakan seorang kepala distrik di kota berhutan rapat memastikan padanya bahwa keempat sipir penjara itu telah dibebaskan tapi ia tidak memiliki perincian lagi.

Juru bicara militer regional Kolonel Leopoldo Galon mengatakan keempat orang itu dibebaskan oleh NPA pada Jumat malam dan sekarang dalam perlindungan seorang pemimpin gereja Protestan. Ia tidak memerinci.

Juru runding perdamaian pemerintah Jurgette Honculada menyambut baik pembebasan itu, mengatakan "itu akan membantu mencerahkan suasana" saat kedua pihak menggerakkan maju pembicaraan.

Penculikan keempat sipir penjara itu dan juga penculikan seorang walikota dan dua pengawal keamanannya oleh NPA pada 6 Agustus merupakan gangguan besar dalam pembicaraan damai sekali-sekali antara pemerintah dan pemberontak itu.

Juru runding pemerintah telah minta pembebasan sandera-sandera itu. Tapi komunis sebagai imbalannya NPA meminta pemerintah membebaskan 13 pemberontak yang ditangkap agar supaya pembicaraan itu maju.

Honculada mengatakan pemberontak-pemberontak yang tertangkap itu mugkin dibebaskan kemudian, tapi membantah bahwa hal itu merupakan bagian dari "pertukaran tawanan" atau sandera.

Komunis telah melakukan serangan Maois untuk merebut kekuasaan sejak 1969. Pembicaraan damai tidak resmi dimulai pada 1986.

Dari puncaknya 25.000 petempur pada 1980-an, para pakar militer dan pertahanan lain yakin jumlah pemberontak itu sekarang kurang dari 5.000 orang.

Serangan pemberontak tahun lalu menewaskan 187 anggota pasukan pemerintah dan puluhan warga sipil terperangkap dalam tembak-menembak itu, menurut studi keamanan Kelompok Krisis Internasional di Brussels. (S008)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011