Hong Kong (ANTARA) - Dolar Australia bergerak lebih tinggi sementara yen Jepang melanjutkan tren penurunannya pada perdagangan Rabu pagi, karena pasar berubah lebih positif terhadap pada aset-aset berisiko dan harga-harga komoditas yang tinggi mendorong perkembangan.

Dolar Australia mencapai level tertinggi sejak Desember 2015 versus yen, setelah melonjak 8,0 persen pada sejauh bulan ini.

Terhadap dolar AS, dolar Australia menyentuh level tertinggi empat setengah bulan di 0,7477 dolar AS pada awal perdagangan, setelah naik 0,95 persen semalam, sementara yen merosot ke level 121,4 per dolar setelah dolar menguat 1,1 persen pada mata uang Jepang semalam.

Pecahnya resistensi Aussie di 0,745 dolar AS disebabkan oleh kenaikan ekuitas dan komoditas, kata analis ANZ menambahkan bahwa "sentimen risiko global terus mengarahkan prospek dolar Australia.

Baca juga: Aussie naik dipicu stimulus China, dolar ke puncak 5-tahun pada yen

Pasar ekuitas Eropa dan AS menguat pada Rabu, karena - selain komoditas - investor mengabaikan kekhawatiran tentang pasar dan dampak ekonomi dari perang di Ukraina.

Namun, harga-harga komoditas yang tinggi adalah berita buruk bagi yen, karena Jepang mengimpor sebagian besar kebutuhan energinya, memperlebar defisit perdagangan negara itu.

"Dolar AS-yen Jepang tidak punya tujuan selain naik," kata analis di TD Securities, yang menunjuk pada perbedaan antara suku bunga AS dan Jepang dan kerentanan yen terhadap guncangan komoditas yang sedang berlangsung.

Baca juga: Dolar dekati puncak 5-tahun pada yen, Aussie jatuh karena risiko China

Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10 tahun naik menjadi 2,4026 persen pada awal jam Asia pada Rabu, masih didukung oleh pidato ketua Federal Reserve AS Jerome Powell pada Senin (21/3/2022) yang membuka pintu untuk menaikkan suku bunga lebih dari 25 basis poin pada pertemuan kebijakan mendatang di rangka memerangi inflasi.

"Sejumlah pembicara Fed lainnya ikut-ikutan mengikuti kenaikan agresif Ketua Powell," kata analis di ING. Powell sendiri akan berbicara lagi hari ini di minggu yang sibuk untuk komentar publik oleh penanda kebijakan Fed.

Namun, kenaikan imbal hasil AS tidak banyak berpengaruh terhadap dolar, karena investor mengatakan sebagian besar kenaikan sudah diperkirakan.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, berada di 98,456, dengan euro sedikit berubah di 1,1022 dolar.

Sterling menyentuh level tertinggi 1,3279 dolar terhadap greenback dalam hampir tiga minggu, karena fokus beralih ke data inflasi Inggris dan Pernyataan Musim Semi menteri keuangan Inggris Rishi Sunak, keduanya dijadwalkan pada Rabu waktu setempat.

Di pasar mata uang kripto, bitcoin diperdagangkan sekitar 42.400 dolar AS, mempertahankan keuntungan semalam, dan ether sedikit di bawah 3.000 dolar AS.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022