"Kondisi ini sangat memukul ekonomi rakyat kecil, belum selesai himpitan ekonomi akibat pandemi harus berhadapan dengan realitas tingginya harga minyak goreng yang menjadi kebutuhan pokok keluarga Indonesia," kata Jazuli dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, Kementerian Perdagangan (Kemendag) sudah mengakui tingginya harga minyak goreng akibat spekulan yang menjual minyak murah untuk industri bahkan diselundupkan ke luar negeri dengan harga internasional.
Baca juga: Komisi III: Polri harus ungkap mafia pangan minyak goreng
Baca juga: Harga minyak goreng di Kendari tembus Rp70.000 per liter
Baca juga: KSP: Pemerintah pastikan distribusi bahan baku minyak goreng merata
Dia mengatakan hal tersebut bukan lagi terkait spekulan tapi mafia yang jelas menyengsarakan rakyat banyak.
"Kalau Kementerian Perdagangan sudah tahu masalahnya segera ambil kebijakan. Tindak tegas para mafia minyak goreng, atasi rantai pasokan dan stabilkan harga. Jangan lama-lama karena rakyat sudah menjerit," ujarnya.
Jazuli meminta ke depannya pemerintah khususnya Kemendag lebih tegas dan serius memperbaiki tata niaga minyak goreng yang merupakan kebutuhan pokok rakyat.
Dia meminta pemerintah jangan reaktif seperti "pemadam kebakaran" ketika terjadi masalah tata niaga kebutuhan pokok rakyat.
"Jangan sampai terulang kembali masalah seperti ini sehingga rakyat yang sulit ekonomi semakin terhimpit," katanya.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2022
