Secara kewarganegaraan anak-anak ini masih Indonesia, tapi dalam keseharian mereka nyaris tidak pernah menggunakan bahasa Indonesia.
Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar RI di Doha mengadakan program Bahasa Indonesia untuk Kita (BIKTA) bagi para diaspora di Qatar mengingat jumlah anak Indonesia yang menempuh pendidikan di negara itu cukup banyak.

Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Pengajaran Tinggi Qatar, sekitar 2.063 anak Indonesia pada 2021 menempuh pendidikan di Qatar mulai jenjang taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi, seperti disampaikan dalam keterangan KBRI Doha yang diterima di Jakarta, Kamis.

"Program BIKTA hakikatnya adalah irisan pengajaran bahasa Indonesia untuk native dan untuk orang asing. Secara kewarganegaraan anak-anak ini masih Indonesia, tapi dalam keseharian mereka nyaris tidak pernah menggunakan bahasa Indonesia. Mereka sudah "separuh" asing. Tugas KBRI untuk menanamkan kembali nilai Indonesia untuk mereka," kata Duta Besar RI untuk Qatar Ridwan Hassan.

Menurut Dubes Ridwan, jumlah anak Indonesia yang menempuh pendidikan di Qatar yang cukup besar sebenarnya tidak mengejutkan mengingat jumlah diaspora Indonesia di Qatar juga besar.

Baca juga: Qatar University tertarik buka cabang di Indonesia

Menurut catatan KBRI Doha, ada sekitar 17.000 diaspora Indonesia di Qatar. Sebagian besar dari mereka adalah pekerja profesional yang secara hukum diperkenankan untuk membawa serta anggota keluarganya.

Dengan durasi tinggal yang cukup lama, beberapa diantara para diaspora Indonesia itu bahkan sudah memasuki generasi ketiga. Selain itu, tingginya interaksi mereka dengan komunitas asing di Qatar telah menyebabkan sebagian anak-anak diaspora itu kesulitan menggunakan bahasa Indonesia.

Menyikapi kondisi itu, KBRI Doha bekerja sama dengan Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyelenggarakan program Bahasa Indonesia untuk Kita (BIKTA).

Pembukaan program BIKTA angkatan ke-4 dilakukan secara daring pada Selasa (8/3). Program BIKTA yang mengadopsi kurikulum pengajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing (BIPA) tersebut secara khusus ditujukan bagi anak-anak diaspora berusia 7-15 tahun.

Program BIKTA KBRI Doha telah memasuki angkatan ke-4. Hingga saat ini jumlah peserta BIKTA mencapai 126 siswa yang terbagi ke dalam 13 kelas.

"Program ini mendapat sambutan yang sangat baik. Para peserta bahkan tidak hanya para diaspora Indonesia yang ada di Qatar tetapi juga yang berdomisili di negara lain seperti Uni Emirat Arab," ujar Ali Murtado, pelaksana fungsi pendidikan sosial budaya KBRI Doha.

Baca juga: Indonesia masuk kategori "green list country" Qatar
Baca juga: Karya desainer Indonesia tampil dalam pameran busana Qatar

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022