Jakarta (ANTARA) - PT Kereta Api Indonesia (KAI) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Pertamina NRE tentang pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap program pemerintah menyambut Presidensi G20 Indonesia terkait isu prioritas transisi energi berkelanjutan.

Penandatanganan MoU tersebut dilakukan oleh Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo dan Chief Executive Officer (CEO) Pertamina NRE Dannif Danusaputro di Stasiun Gambir, Jakarta, pada Rabu. 

“Komitmen KAI dalam implementasi Environmental, Social & Governance (ESG) Management semakin terlihat nyata, dengan mendukung program pemerintah serta turut andil dalam mengurangi emisi gas rumah kaca 29 persen pada 2030 maupun Net Zero Emission di tahun 2060,” kata Dirut KAI (Persero) Didiek Hartantyo dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

MoU itu mencakup kerja sama strategis untuk studi kelayakan, pengembangan, dan potensi penerapan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Saat ini pemasangan PLTS telah dilakukan di Stasiun Batang dengan kapasitas sebesar 6 kWp dan di Stasiun Garut dengan kapasitas total sebesar 60 kWp.

"KAI akan terus menambah jumlah bangunan yang dipasang PLTS dalam mendukung penggunaan green energy," ujarnya.

Sebelumnya telah dilakukan pemetaan terhadap potensi energi PLTS di 70 stasiun KAI yaitu sebesar 2,75 MWh/tahun, sehingga berpotensi mengurangi karbondioksida sebanyak 179.459.810,6 kg CO2/tahun.

Baca juga: RUU Energi Baru Terbarukan dipastikan akan siap pada tahun 2022

“Dengan pengimplementasian ESG di KAI maka akan tercipta bisnis yang sifatnya sustain. Dengan demikian, keberlangsungan industri perkeretaapian juga bisa kita jaga dengan sebaik-baiknya,” kata Didiek

Sementara itu CEO Pertamina NRE Dannif Danusaputro menyampaikan pihaknya berterima kasih atas kepercayaan untuk membantu KAI menyediakan energi ramah lingkungan di area kerja.

"Ini adalah langkah pertama yang strategis untuk melakukan dekarbonisasi. Untuk saat ini potensi paling besar adalah penyediaan PLTS. Ke depan potensi lain yang bisa dikerjasamakan antara Pertamina NRE dan KAI adalah pemanfaatan hidrogen, yang saat ini sedang kami kembangkan, untuk kereta api,” katanya.

Dannif mengatakan Pertamina NRE sendiri telah memasang PLTS di berbagai lokasi baik eksternal maupun internal Pertamina.

Tahun lalu Pertamina NRE memasang PLTS di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei dengan kapasitas terpasang 2 MWp, PLTS RU IV Cilacap berkapasitas 1,34 MWp, dan PLTS RU II Dumai berkapasitas 2 MWp.

Di samping itu Pertamina NRE juga telah menyediakan PLTS Atap di 129 titik SPBU Pertamina, sehingga total yang telah menggunakan PLTS Atap saat ini mencapai 141 SPBU.

Pertamina NRE berkomitmen penuh untuk mendukung pencapaian target net zero emission tahun 2060.

"Langkah ini juga merupakan bagian dari implementasi aspek ESG yang terintegrasi dalam pengelolaan bisnis Pertamina NRE," ujarnya.

Baca juga: Menteri ESDM minta pemda buat kebijakan dukung energi bersih dan hemat

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022