Jakarta (ANTARA) - Pedagang atau pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di DKI Jakarta yang menggunakan sistem pembayaran digital "Quick Response Code Indonesian Standard" (QRIS) lebih dipercaya untuk mendapatkan pinjaman pembiayaan.

Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta Onny Widjanarko, penerapan pembayaran digital dengan QRIS di gerai UMKM menjadi penting agar lebih "eligible" atau memenuhi syarat dalam mendapatkan pinjaman dari perbankan maupun lembaga keuangan non perbankan.

"Berdasarkan pengalaman di berbagai negara, pembayaran digital terhadap UMKM dapat meningkatkan eligibilitas UMKM untuk mendapatkan pembiayaan dari bank maupun non bank," kata Onny dalam webinar bertema "Borong Produk UMKM dengan Cara Bayar Kekinian" yang ditayangkan secara virtual, Selasa.

Onny menjelaskan, pembayaran digital melalui QRIS dapat mencatat seluruh transaksi penjualan secara akurat sehingga dapat menjadi data pengganti bagi UMKM untuk mendapatkan pembiayaan.

Apalagi fasilitas kredit dan pembiayaan kepada UMKM saat ini tidak hanya mempertimbangkan jaminan agunan, tetapi juga berdasarkan transaksi melalui pembayaran digital.

Baca juga: Jumlah pedagang di DKI yang gunakan QRIS tumbuh 191 persen
Baca juga: Lebih dua juta unit usaha di DKI Jakarta telah gunakan QRIS


Selain menjadi metode pembayaran yang lebih cepat, mudah, efisien dan aman, pembayaran digital QRIS dapat meminimalkan risiko penularan virus.

Bahkan, BI DKI Jakarta mencatat pertumbuhan pedagang (merchant) yang menerapkan sistem pembayaran QRIS mencapai 191 persen sejak 2020.

Hingga 31 Januari 2022, tercatat sudah ada 3,2 juta pedagang di DKI Jakarta yang telah menggunakan QRIS atau sebesar 21 persen dari pangsa pasar Nasional.

Karena itu, BI DKI bersama Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah ​​​​​​​(PPKUKM) DKI Jakarta terus mendorong literasi pembayaran digital dengan QRIS.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022